REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Setelah Newsweek berada di ambang senja dan menyerah pada digitalisasi dengan menerbitkan majalah versi cetak terakhirnya pada 24 Desember lalu, kini kerajaan media 'Murdoch' menyusul di ambang senja.
Namun kasus yang menimpa kerajaan media milik Rupert Murdoch berbeda dengan yang dialami Newsweek. Perusahaan media yang dipimpin Murdoch beberapa kali melakukan kesalahan.
Padahal kepercayaan merupakan syarat utama dalam berbisnis media. Sekali perusahaan melakukan kesalahan, akibatnya bisa fatal.
Media yang dimiliki Murdoch yang berada di bawah News Corp antara lain the Sun, the Daily Telegraph, Fox Broadcasting Company, dan the Wall Street Journal.
Kesalahan ini berawal dari skandal penyadapan telepon yang lancang dilakukan News of the World (NoW), harian tertua di Inggris di bawah News Corp, hanya demi kepentingan sebuah investigasi di Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Mereka yang menjadi korban penyadapan ini antara lain penyiar televisi, radio, hingga selebritis, seperti Robbie Williams. Pegolf, Colin Montgomerie, juga menjadi korban.
Murdoch semakin tertekan setelah media kesayangannya itu terungkap melakukan penyadapan terhadap seorang masyarakat sipil. Milly Dowler, seorang anak perempuan yang tewas dibunuh namun teleponnya disadap oleh NoW.
Milly bahkan sempat dianggap masih hidup oleh keluarganya.
Gara-gara kasus ini, parlemen Inggris perang mulut membahas pelanggaran etika pers. Beberapa editor NoW ditangkap dan dijerujibesikan.
Sean Hoare, mantan wartawan NoW, yang pertama kalinya mengeluarkan tudingan terkait dugaan penyadapan telepon tersebut juga tewas dibunuh. Ini kemudian berujung pada ditutupnya NoW oleh Murdoch 2011 lalu.
News Corp harus membayar pelanggarannya itu kini. Keuangan perusahaan setahun terakhir anjlok hingga 2,1 miliar dolar AS. Lima persen dari penurunan itu merupakan dampak dari penutupan NoW.
Meski demikian, Murdoch tak patah arang. Ia berencana memisahkan bisnis medianya menjadi dua bagian, divisi khusus penerbitan dan divisi pertelevisian seperti dikutip dari the Guardian, Rabu (26/12).
Murdoch merombak habis formasi baru perusahaannya. Sebanyak 100 editor dan penerbit di Inggris bertatap muka untuk membahas proposal regulasi baru pers mereka yang lebih independen.