Kamis 27 Dec 2012 15:54 WIB

RS Dipakai Sinetron, DPR Kecam Harapan Kita

Rep: M. Akbar Wijaya/ Red: Abdullah Sammy
Seorang perawat saat bertugas merawat pasien (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Seorang perawat saat bertugas merawat pasien (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR  Aditya Didi Moha mengecam ketidakprofesioanal Rumah Sakit (RS) Harapan Kita saat menangani pasien. Menurut Aditya, meniggalnya bocah usia sembilan karena tak mendapat perawatan maksimal menjadi preseden buruk pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Kejadian ini membuktikan sikap tak terpuji rumah sakit. Ini menyesakkan sekali,” kata Aditya saat dihubungi Republika, Kamis (27/12).

Aditya mengatakan fungsi utama rumah sakit adalah mengobati dan merawat orang sakit. Bukan syuting film atau kegiatan lain diluar itu. Semestinya, imbuh Aditya, jika memang syuting film memerlukan tempat ICCU, pihak rumah sakit menyediakan tempat yang jauh di luar akses ruang perawatan. “Harusnya syuting tidak dilakukan di ruangan yang terpakai,” ujar Aditya.

Sebelumnya dikabarkan Ayu Tria bocah sembilan tahun pasangan Kurnianto Ahmad Syaiful (47 tahun) dan Roasih (36 tahun) meninggal saat dirawat di RS Harapan Kita. Ayu merupakan pasien penderita Leukimia. Yang membikin hati Kurnianto dan Roasih miris adalah ruang ICCU tempat Ayu dirawat digunakan untuk syuting film. Selama perawatan berlangsung lampu syuting di ruang ICCU menyala disertai hilir mudik kru film di dalam ruangan ICCU.

Pihak rumah sakit sendiri telah mengeluarkan bantahan bahwa ruangan perawatan telah digunakan untuk keperluan syuting. Pihak Harapan Kita mengakatan lokasi syuting berada di luar ruang perawatan pasien.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement