REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Puluhan orang berdemo di depan KPU Kota Bekasi, Kamis (27/12).
Mereka menuntut dihentikannya proses perhitungan suara manual dan diadakannya Pemilukada ulang.
Sekitar pukul 14:00 WIB, massa yang didominasi oleh perempuan dan ibu rumah tangga berkumpul di depan kantor KPU Kota Bekasi, jalan H Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Sebenarnya, ini adalah kali kedua, mereka melakukan aksi demonstrasi di KPU Kota Bekasi.
Berbeda dengan aksi sebelumnya, kali ini massa berencana menginap di kantor KPU Kota Bekasi.
Koordinator Aksi Budy Arianto menyatakan, massa berencana membuat kemah di depan KPU Kota Bekasi. "Kami akan menginap di sini hingga tanggal tiga Desember dan tuntutan kami dipenuhi" katanya.
Namun rencana tersebut urung terlaksana lantaran petugas keamanan, yang berasal dari Polresta Bekasi dan Polsekta Bekasi Timur, menghalangi di pintu masuk kantor KPU Kota Bekasi.
Alhasil, massa memilih membangun tenda di pinggir jalan H Juanda.
Situasi memanas saat polisi menertibkan berbagai perangkat aksi berupa kain terpal dan bambu ke dalam truk tronton.
Sempat terjadi tarik-menarik antara pengunjuk rasa dengan polisi dan sempat membuat arus lalu lintas menuju Terminal Bekasi tersendat.
Bahkan, salah satu pengunjuk rasa, Noval Arafah, berusaha merebut terpal ketika truk sedang berjalan. Truk sempat berhenti dan kemudian Noval terjatuh.
Akan tetapi, massa tidak terima dengan perlakuan polisi. Lengan Noval pun terlihat memar dan lecet.
Rencananya, massa akan menuntut pertanggungawaban pihak kepolisian dengan mendatangi Polresta Bekasi.
"Kami akan membuat laporan resmi terkait tindak kekerasan yang diterima kawan kami," kata Budy.
C90/Reja Irfa Widodo