REPUBLIKA.CO.ID, Seorang suster ICU yang melihatnya masih disitu menemani anaknya, lalu menegurnya. Sesuai peraturan, hanya pasien yang dalam keadaan kritis yang boleh ditemani, sedangkan Ayu belum kritis.
Dia lalu menunggu bersama suaminya di ruang tunggu bersama keluarga pasien lainnya. Di ruang tunggu, mereka bertukar keluhan yang sama, mengapa harus syuting di ruang ICU, pasien merasa terganggu, tidak nyaman.
Pukul 01.00 WIB, Roasih panik. Ayu dikabarkan koma. Pukul 02.00, Ayu dikabarkan sempat 'hilang'. Dokter dan suster turun memompa jantungnya dengan alat. Syukurlah, kondisi Ayu kembali stabil setelah diberi napas bantuan. Namun, kelegaan itu hanya bertahan selama sejam. Setelah itu, tepat pukul 03.00, dokter mengabarkan kematian anaknya, Ayu.
Roasih dan Kurnianto tidak menggugat apapun dari rumah sakit. Selama lima tahun berobat di RS. Harapan Kita, mereka sangat berterima kasih pada pelayanan hingga fasilitas rumah sakit itu. Mereka, seperti keluarga pasien lain hanya kecewa, kenapa justru ruangan yang steril, malah dimasuki orang-orang yang tidak berkepentingan.
Mereka juga tak berpikir bahwa kondisi Ayu bisa lebih baik jika kru-kru sinetron itu tidak menggelar syuting tepat saat anaknya masuk ICU malam itu. Toh, hingga Ayu meninggal pun, mereka masih meneruskan syuting hingga pagi.
Ayu divonis leukimia sejak 2005. Awalnya, dia dibawa ke RS Mitra Keluarga. Disana sampel darahnya diambil, diperiksa di laboratorium Eijkman dan diputuskan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tentang penyakitnya. Leukimia ALL, sejatinya bisa diobati, resikonya pun belum begitu parah.
Namun, baru dirawat selama sepuluh hari, Kurnianto beralih ke pengobatan alternatif. Tak juga memperoleh hasil yang lebih baik bagi putrinya, mereka kembali ke RSCM, dari situ mereka dirujuk ke RS. Harapan Kita hingga sekarang.
Untungnya, Kurnianto memiliki Jamkesda untuk Ayu. Jika tidak, dia terpaksa harus pinjam uang kesana kemari untuk biaya pengobatan anaknya. Jamkesda membuatnya tidak membayar sepeser pun biaya rumah sakit.
''Tapi ini baru saya nikmati enam bulan'', ujarnya.
Mestinya, jika Ayu masih ada, hari Kamis ini merupakan jadwal pengobatannya. Namun, diare yang membebaninya terpaksa membuatnya lebih cepat dirumahsakitkan.
Hari ini, Kurnianto dan keluarganya takkan lagi melihat tingkah lucu Ayu. Dia akan pergi bekerja tanpa melihat anaknya berada di rumah lagi. Kakak-kakak Ayu, Rico (17) dan Cindy (15) serta Ibunya pun seperti itu. Ayu tetap ada dalam bingkai kecil yang merekam senyum lebarnya.