REPUBLIKA.CO.ID, Seorang suster ICU yang melihatnya masih disitu menemani anaknya, lalu menegurnya. Sesuai peraturan, hanya pasien yang dalam keadaan kritis yang boleh ditemani, sedangkan Ayu belum kritis.
Dia lalu menunggu bersama suaminya di ruang tunggu bersama keluarga pasien lainnya. Di ruang tunggu, mereka bertukar keluhan yang sama, mengapa harus syuting di ruang ICU, pasien merasa terganggu, tidak nyaman.
Pukul 01.00 WIB, Roasih panik. Ayu dikabarkan koma. Pukul 02.00, Ayu dikabarkan sempat 'hilang'. Dokter dan suster turun memompa jantungnya dengan alat. Syukurlah, kondisi Ayu kembali stabil setelah diberi napas bantuan. Namun, kelegaan itu hanya bertahan selama sejam. Setelah itu, tepat pukul 03.00, dokter mengabarkan kematian anaknya, Ayu.
Roasih dan Kurnianto tidak menggugat apapun dari rumah sakit. Selama lima tahun berobat di RS. Harapan Kita, mereka sangat berterima kasih pada pelayanan hingga fasilitas rumah sakit itu. Mereka, seperti keluarga pasien lain hanya kecewa, kenapa justru ruangan yang steril, malah dimasuki orang-orang yang tidak berkepentingan.