Kamis 27 Dec 2012 21:34 WIB

Kementan Enggan Komentari Jamu Tradisional ala Peternak Itik

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Peternakan Itik (ilustrasi)
Foto: BEBEKPEKING.COM
Peternakan Itik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketiadaan vaksin flu burung khusus itik membuat peternak di sejumlah daerah berimprovisasi. Peternak di Surabaya dan Cirebon misal, mereka menggunakan jamu tradisional demi memperkuat stamina ternaknya.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Pudjiatmoko enggan menanggapi penggunaan ramuan tradisional untuk menangkal flu burun.

Meski demikian, Pudjiatmoko mempersilakan kepada para peternak untuk meregistrasi ramuan tersebut ke Kementan jika nantinya terbukti dapat mengobati flu burung. 

"Obat hewan (termasuk vaksin) harus lulus pengujian mutu obat hewan dan diberi sertifikasi obat hewan," tutur Pudjiatmoko kepada Republika melalui pesan singkatnya, Kamis (27/12).

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah peternak di Kabupaten Cirebon dan di Surabaya menggunakan pengobatan tradisional untuk menangkal virus mematikan pada ternak itu.  Ramuan tersebut menggunakan rempah-rempah seperti jahe, kencur, mengkudu, kunyit, gula merah, daun sambiloto serta jenis rempah-rempah lainnya.

 Ramuan itu diyakini peternak dapat memperkuat stamina unggas hingga dapat menangkal virus flu burung.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement