Kamis 27 Dec 2012 22:03 WIB

RS Harapan Kita: Kondisi Ayu Sudah Parah

Rep: Alicia Saqina/ Red: Karta Raharja Ucu
Sakit (ilustrasi)
Sakit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Seksie Instalansi Humas Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Sahrida menjelaskan meninggalnya Ayu Tria Desiani karena kondisinya sudah parah.

Sahrida mengungkapkan bocah sembilan tahun itu adalah pasien lama. Ia dibawa orangtuanya, Kurniyanto, untuk mendapat perawatan di ruang intensif care and cititical unit (ICCU) RSAB Harapan Kita. Sayang, nyawanya tak tertolong, Rabu (26/12).

"(Pasien) kondisinya memang sudah parah. Pasien sebelumnya sudah mendapat penanganan oleh dokter UGD. Ditangani semua. Kemudian untuk tindak lanjutnya, pasien harus ditangani di ICU," kata Sahrida kepada wartawan, di RSAB Harapan Kita, Jakarta, Kamis (27/12).

Sesampainya di ICU, kata Sahrida, Ayu langsung diterima. "Tidak ada hambatan, pasien diterima," sebut Sharida seraya mengatakan seluruh pasien pada awal penanganan akan memasuki UGD.

Rabu malam Ayu mendapat penanganan dengan baik di UGD dan ICCU. "Ada dokter yang berjaga juga saat itu. Ia sedang membuat laporan," jelasnya.

Setiap malam ada dokter yang berjaga di RSAB Harapan Kita. Karenanya, ia membantah kabar yang menyebut Ayu tak mendapat penanganan dari rumah sakit lantaran ada syuting sinetron.

Meninggalnya Ayu, menurut Sharida bukan karena proses penanganan yang lamban. "Mengenai kondisi penyakitnya, saya tidak bisa menjawab. Itu harus dipelajari dulu," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan seorang bocah bernama Ayu Tria Desiani (9) meninggal dunia di ruang intensif care and cititical unit (ICCU) RS Harapan, Rabu (26/12) malam.

Ironisnya anak pegawai kantor berita radio di Jakarta itu meninggal saat ruangan di sekitar rumah sakit digunakan untuk keperluan syuting Film 'Love in Paris'. Menurut keterangan keluarga, Ayu meninggal karena pembuluh darahnya pecah.

Kabarnya Ayu sudah dimakamkan di TPU Prumpung, Jakarta Timur, Kamis (27/12) sore.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement