Jumat 28 Dec 2012 11:40 WIB

Partai Besar Diduga bakal Halangi Capres Alternatif

Bendera partai politik (ilustrasi)
Foto: PDK.OR.ID
Bendera partai politik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda (PP) Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, memperkirakan partai-partai besar akan berupaya menghalangi munculnya figur alternatif sebagai calon presiden dengan menolak diturunkannya presidential threshold.

"Partai-partai besar mengkhawatirkan munculnya capres-capres alternatif yang memiliki popularitas cukup tinggi," kata Saleh Partaonan Daulay dihubungi di Jakarta, Jumat (28/12). Bahkan untuk beberapa nama tertentu, kata dia, tingkat popularitasnya melebih calon-calon presiden yang akan diusung partai politik, sehingga partai khawatir calonnya akan tersaingi.

Menurut dia, jika presidential threshold diturunkan, maka peluang capres-capres alternatif itu akan semakin besar. Mereka akan dengan mudah dilirik oleh partai-partai kecil untuk diusung menjadi calon presiden. "Partai-partai kecil juga butuh dukungan popularitas dari capres alternatif tersebut untuk menaikkan perolehan suara pada pemilu legislatif." ujarnya.

Menurut dia, presidential threshold yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden sudah moderat. "Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana caranya agar figur-figur di luar parpol bisa diakomodir. Mungkin bisa lewat mekanisme konvensi di masing-masing internal parpol," katanya.

Dengan mekanisme konvensi, kata dia, maka peluang calon dari luar partai politik masih terbuka untuk ikut bersaing dalam pemilihan presiden. "Perlu kedewasaan partai-partai politik untuk membuka peluang bagi capres non-parpol. Kalau betul demokrasi yang kita bangun adalah untuk kepentingan bangsa dan negara, maka seluruh capres potensial dan diminati rakyat harus diberi peluang," pungkasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement