REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Operator pelabuhan Filipina International Container Terminal Service Inc (ICTSI) mengatakan pihaknya akan mundur dari Suriah karena situasi yang tidak stabil akibat perang saudara.
Selain adanya perang saudara, alasan lainnya yaitu karena permusuhan dan lingkungan bisnis yang berbahaya di Suriah.
"Perang saudara di Suriah meningkat, melibatkan siapapun, baik para petempur dan warga sipil, akan meningkatkan ancaman kematian dan kehancuran setiap hari," kata pejabat perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada Jumat (28/12).
ICTSI menghentikan kontrak dengan Tartous dan asset-asset yang tersisa di daerah itu senilai 1,2 juta dolar AS. Semua karyawan yang berasal dari Filipina juga ditarik. Sebanyak 3.200 pekerja Filipina telah diterbangkan dari Suriah.
Selain di Suriah, ICTSI mengoperasikan sejumlah pelabuhan di Filipina dan seluruh dunia termasuk AS, Indonesia, Jepang, India, Brazil, Argentina, Meksiko dan Polandia.