REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Organisasi lingkungan global "World Wide Fund for Nature" (WWF) mendata sebanyak tiga harimau Sumatra tewas diduga dibunuh warga Riau sepanjang tahun 2012.
"Jumlah ini memang cenderung berkurang dibandingkan kasus kematian harimau pada tahun-tahun sebelumnya. Namun pengungkapan kasusnya masih 'nol'," kata Humas WWF Wilayah Riau, Syamsidar, di Pekanbaru, Sabtu.
Menurut dia, kematian harimau pada tiga tahun terakhir memang rata-rata tiga kasus. Namun jika dibandingkan lima tahun sebelumnya, kematian gajah pertahun mencapai lima ekor per tahun.
"Temuan kasus kematian satwa langka ini bahkan cenderung misterius, tidak ada tindakan hukum yang tegas," katanya.
Kematian harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) sempat terjadi pada akhir Juni 2012 di Kecamatan Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Kematian seekor satwa dilindungi ini terindikasi disengaja dibunuh oleh warga setempat.
Hal demikian terungkap melalui hasil investigasi WWF pascapenemuan bangkai hewan dilindungi dalam keadaan terkubur itu.
Ketika itu, didapati bahwa warga sengaja memasang jerat dan upaya warga berhasil. Harimau masuk perangkap jerat berupa sling, setelah itu langsung dibunuh.
Atas rangkaian kasus kematian harimau itu, WWF mengharapkan pihak kepolisian dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau kedepan dapat lebih serius dalam menangani kematian satwa tersebut.
"Karena jika dibiarkan, pembunuhan hewan dilindungi akan terus terjadi. "nikan sengaja dibunuh harimaunya, pelakunya harus ditindak tegas," demikian Syamsidar.