REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Bertahun-tahun komunitas Muslim Yunani dijanjikan pemerintah soal pembangunan masjid baru di Athena. Namun, janji itu seolah hanya isapan jempol belaka.
Komunitas Muslim Yunani mulai menunjukan rasa kecewa. Umat Islam tambah kecewa dengan ketiadaan sikap pemerintah terkait serangan sayap kanan.
"Ini adalah tragedi yang mengerikan bagi kita umat Islam," ucap Masyarakat Pakistan-Hellenisme, Syed Muhammad Jamil, seperti dikutip onislam.net, Ahad (29/12).
Jamil mengatakan Yunani sebagai negara besar dan asal muasal perkembangan demokrasi mulai terlihat luntur dalam rasa hormat terhadap kebebasan beragama. Mereka tidak menghormati kebutuhan umat Islam atas masjid.
Diawal pemerintah setuju untuk memberikan ruang kepada Muslim untuk membangun masjid. Sayang, realisasi dari persetujuan itu tidak ada tindak lanjutnya. Muslim pun dibuat menunggu itikad baik pemerintah.
Ashifah Ahmad, salah seorang Muslim Yunani, mengatakan masjid merupakan tempat bertemu umat Islam dalam pelaksanaan kewajiban dan pertemuan lain terkait hari besar keagamaan dan lainnya. Karena itu, pemerintah seharusnya memahami kebutuhan ini.
"Pemerintah hanya sekedar janji. Itupun sebatas, janji politik," ketus dia.
Sekjen Kementerian untuk Pembangunan Yunani, Stratos Simopoulos memahami keluhan komunitas Muslim. Namun, krisis ekonomi membuat pemerintah harus membuat skala prioritas dalam setiap kebijakan yang ditetapkan. "Namun, masjid akan dibangun," kata dia.
Secara terpisah, Gereja Ortodoks Yunani kembali menegaskan sikapnya untuk menolak pembangunan masjid. Alasannya, Yunani tidak siap melihat menara masjid di tengah kota.
"Membangun masjid sama saja menyakiti para pejuang kita ketika memerdekaan negeri ini dari Turki Ustmani," papar Uskup Seraphim dari Gereja St. Nicholas.
Namun, tidak semua warga Yunani sependapat dengan pandangan geraja. "Saya kira, Muslim memiliki hak untuk membangun masjid. Itu yang dilakukan imigran Yunani ketika membangun geraja.Ini sikap munafik,"tegas Kali Patounia, seorang Bankir.