REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Boni Hargens memperkirakan 2013 akan menjadi tahun kosong bagi pemerintahan karena partai politik akan bertempur untuk Pemilu 2014. Ia bahkan mengatakan tidak akan ada kebijakan signifikan yang dihasilkan pemerintah tahun depan.
"Tahun 2013 adalah tahun kegamangan karena politik akan bertempur habis-habisan. Gempa-gempa politik berskala besar dan kecil akan terjadi dan penegakan hukum bisa menjadi alat politik," kata Boni ketika ditemui Republika di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (30/12).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa dijadikan instrumen untuk saling menghajar. Dalam pengungkapan korupsi, seperti kasus megaproyek Hambalang kental politiknya dibandingkan hukumnya.
Setelah menteri aktif Andi Mallarangeng ditetapkan sebagai tersangka, imbuh Boni, KPK dinilai mulai serius dan ada sasaran ke Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Namun, kemungkinan itu mustahil karena Anas dan Ibas satu paket dan kental muatan politik.
Sebelumnya, Anas tidak diundang dalam pertemuan DPD se-Indonesia di Cikeas dan pertemuan pendiri dan deklarator Demokrat. Sebagian pihak karena Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih ingin menunjukkan kekuatannya. Secara tidak langsung, sikap tersebut ingin mendelegitimasi posisi Anas.
Boni menilai posisi Anas saat ini bagaikan duri dalam daging Partai Demokrat. Namun, SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai DEmokrat merasa takut untuk dilengserkan.
"Diduga lingkaran istana enggak bersih. Ada juga yang kecipratan sehingga posisi SBY sekarang ini serba salah sebab Anas secara formal masih punya kekuasaan, sehingga saat ini semua memilih untuk bermain aman," ujar Boni.