REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi aksi kriminal di dalam angkutan umum yang belakangan ini mulai kembali kerap terjadi di Jakarta, jajaran kepolisian mulai melakukan upaya preventif.
Meskipun upaya pencegahan ini kadung terlambat, namun menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisari Besar Rikwanto polisi mulai getol melakukan berbagai langkah.
Cara-cara pencegahan demi meminimalisir kejadian serupa mulai dilakukan oleh semua jajaran Polres dan Polsek yang ada.
“Belakangan kami giat melakukan razia. Sudah ada instruksi untuk setiap Polres dan Polsek agar melakukan razia setiap hari. Selain itu, gelar pasukan malam juga akan kami berlakukan,” kata dia kepada Republika di Jakarta, Ahad (30/12).
Intruksi Polda Metro Jaya ini tampak langsung dilaksanakan oleh Polres maupun Polsek di Jakarta. Teranyar, Polres Jakarta Timur yang memegang wilayah hukum atas peristiwa kejahatan di dalam angkutan pada Jumat (28/12) lalu sudah melakukan razia.
Menurut Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat (Bimas) Polres Jakarta Timur, Titik Setiowati, pada Sabtu (29/12), jajarannya sudah melakukan razia di seluruh terminal yang ada.
Dikatakannya, razia tersebut diberlakukan untuk menjaring pengamen dan preman yang dianggap berpotensi melakukan tindakan kriminal.
“Hasilnya dari operasi semalam ada sekitar 113 yang kami temukan di terminal-terminal seperti Pulo Gadung, Kampung Melayu, dan Kampung Rambutan,” kata dia.
Ia melanjutkan, dari jumlah 113 ini sebanyak 45 orang dijaring dan sisanya dilepas terkait kepemilikan KTP. Setelah penjaringan ini, rencananya ke-45 orang tersebut akan dibawa ke panti pembinaan masyarakat Dinas Sosial di Cipayung.
Titik mengatakan, sebenarnya operasi tersebut bukan hanya upaya dalam meminimalisir kejahatan di dalam angkutan umum. Akan tetapi juga diberlakukan guna menggalang keamanan jelang tahun baru 2013.
Kasus kejahatan di dalam angkutan umum khususnya angkot yang sempat mulai menurun trennya, kembali menanjak di akhir tahun 2012. Tercatat, tahun ini di Ibu Kota kasus kejahatan yang terjadi di dalam angkutan umum mencapai 24 kejadian, lebih banyak dibandingkan tahun 2011 yang hanya 18 kasus.