REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Untuk kali pertama sejak 2007, Mesir membuka perbatasan Rafah sehingga bantuan bahan bangunan dari Qatar bisa masuk ke Jalur Gaza.
Sebelumnya, Kairo membatasi barang-barang dan orang-irang yang masuk lewat pintu perbatasan Rafah untuk masuk ke Jalur Gaza. Bahkan Negeri Piramida itu membatasi wisatawan dan bantuan medis. Karena itu, rakyat Gaza membuat ribuan terowongan dari Rafah yang menembus ke wilayah Mesir, untuk menyelundupkan barang-barang keperluan sehari-hari.
Seorang pejabat keamanan Mesir mengatakan pembukaan perbatasan itu adalah salah satu klausal gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Pejabat perbatasan yang enggan disebutkan namanya mengatakan Pemerintah Mesir sementara ini telah setuju pengiriman bahan-bahan sumbangan Qatar ke Gaza. Tetapi pengiriman itu tidak menandai dimulainya pembukaan perlintasan secara penuh yang dicari Hamas.
Kepala kantor Pemerintahan Media Hamas, Ehab al-Ghsain mengatakan pembukaan perbatasan itu adalah salah satu langkah positif.
"Kami berharap Mesir akan membuka secara permanen perlintasan ini untuk barang-barang kami. Sehingga orang dapat memenuhi kebutuhan mereka," kata Ehab al-Ghsain, seperti dinukil AP.
Al-Ghsain mengatakan selama bertahun-tahun Mesir menutup perbatasan Rafah. Selama itu pula Hamas berharap perbatasan Rafah dibuka. Pada hari pertama pembukaan perbatasan Rafah, Sabtu (29/12), ribuan ton bahan bangunan seperti semen dan baja menyebrang ke Jalur Gaza.
Bahan bangunan itu disumbang Qatar yang berjanji mengucurkan 400 juta dolar AS untuk membiayai rekonstruksi di Jalur Gaza. Total 20 truk yang membawa bahan-bahan tersebut. Bantuan ini untuk memperbaiki rumah yang runtuh, sekolah, rumah sakit dan jalan.