Senin 31 Dec 2012 04:58 WIB

Kaleidoskop Internasional: Kalahkan Sarkozy, Francois Hollande Jadi Presiden Prancis

Rep: Endah Hapsari/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Francois Hollande
Foto: REUTERS
Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, Prancis mencatat satu lagi peristiwa dalam sejarahnya ketika Nicolas Sarkozy harus puas menjadi presiden dalam satu kali periode. Pemimpin Partai Sosialis Prancis, Francois Hollande mengalahkannya dalam pemilihan presiden, sesuai dengan prediksi beberapa jajak pendapat sebelumnya.

Hollande menjadi presiden kedua dari kelompok sayap kiri dalam Republik Kelima Prancis, dimana Francois Mitterrand, pendiri Partai Sosialis Prancis (PS), menjabat dua kali masa jabatan tujuh tahun presiden Prancis sejak 1981.

Presiden terpilih Prancis itu lahir pada 12 Agustus 1954 di wilayah utara Prancis. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang cemerlang dengan tiga gelar diploma dari Ecole des Hautes Etudes Commerciales de Paris (HEC), Institut d'Etudes Politiques de Paris (Sciences Po) dan Ecole nationale d'administration (ENA), yang semuanya merupakan universitas elit di Prancis.

Hollande pernah menjabat Sekretaris Partai Sosialis pada 1997-2008. Dia pun merupakan walikota Tulle, kota di wilayah tengah Prancis, pada 2001-2008, sekaligus anggota parlemen untuk wilayah Correze.

Dengan latar belakang akademis dan karakter polosnya, Hollande  berhasil menonjolkan diri sebagai "presiden normal" yang bertentangan dengan karakter "hiperaktif" Sarkozy, sehingga berhasil memenangkan dukungan publik yang kecewa dengan presiden saat ini.

Dalam kampanyenya, Hollande berjanji untuk menekan tingginya angka pengangguran, termasuk dengan mempekerjakan 60.000 guru dalam masa jabatannya, sejalan dengan penciptaan 150.000 lapangan kerja lain.

Hollande menentang kebijakan keuangan yang hanya berorientasi "penghematan" dan berencana untuk membuka negosiasi pakta fiskal Eropa yang disepakati akhir Desember lalu guna menambah beberapa klausul baru yang akan memfokuskan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Ia pun menjanjikan anggaran belanja negara yang berimbang pada 2017 dan mendesak dibentuknya Badan Suku Bunga Eropa.

Tokoh partai Sosialis itu juga mengajukan pajak 75 persen bagi mereka yang memiliki pendapatan di atas 1 juta euro (11,7 miliar) pertahun dan peningkatan upah minimum.

Dalam kebijakan luar negeri, Hollande mengatakan ia akan menarik pasukan Prancis dari Afghanistan hingga akhir tahun ini, serta hanya akan mengintervensi urusan negara lain di bawah mandat yang diberikan Perserikatan Bangsa Bangsa.

Setelah mengalahkan Sarkozy dalam pilpres Prancis putaran pertama dengan lebih dari 28,6 persen suara, ia membuat kejutan dalam debat publik melawan Sarkozy yang disiarkan televisi. Hollande tampil dengan jawaban argumentif dan agresif, serta menunjukkan kekuatan dan potensi yang sangat berbeda dari karakter pendiam yang sebelumnya melekat padanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement