Selasa 01 Jan 2013 14:51 WIB

Ini Kronologis Pemukulan Wartawan oleh Aparat Militer

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Dewi Mardiani
Pemukulan, ilustrasi
Foto: Wordpress
Pemukulan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penganiayaan terhadap wartawan dan perusakan kamera kembali terjadi. Kali ini dilakukan oleh Oknum Detasemen Kavaleri (Denkav) Kodam 16 Pattimura, Ambon.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ambon, Insany Syahbarwaty menjelaskan, korban merupakan Rahman Rahmat Patty, wartawan Koran Harian Info Baru dan kontributor Kompas.com. Sementara pelaku bernama Serka Abdullah, anggota Denkav Kodam 16 Pattimura. 

Insany menjelaskan, kejadian terjadi sekitar pukul 00.30 WIT. Ketika itu Rahman tengah meliput jalannya perayaan tahun baru di kawasan Jalan Raya Pattimura Kota Ambon. Tiba-tiba, lanjutnya, Rahman dan sejumlah wartawan lainnya melihat belasan anggota Denkav Kodam 16 Pattimura mengejar pelaku pemukulan anak dari anggota denkav di kawasan Pattimura Park. Pelaku pemukulan diduga seorang anggota Brimob Polda Maluku.

''Menurutnya, pengejaran itu membuat warga yang tengah berkumpul di Patimura Park panik,'' katanya dalam rilis yang diterima, Selasa (1/1).

Anggota Denkav pun marah saat Rahman dan sejumlah wartawan lainnya mengabadikan peristiwa pengejaran. Para aparat itu pun langsung meminta Rahman menghapus foto-foto yang sempat diambilnya.

Bahkan, salah seorang di antaranya yakni Serka Abdullah mengancam akan menghabisi Rahman jika tidak menghapus foto tersebut.

''Hei, hapus foto-foto itu kalau tidak saya bunuh kamu !''bentak Abdullah seperti disampaikan Insany.

Di bawah ancaman, Rahman pun terpaksa menghapus foto-foto yang sempat diambilnya. Namun, para anggota Denkav tetap mengepung Rahman. Ada juga oknum aparat yang tidak diketahui identitasnya yang menendang Rahman di bagian bawah perut.

''Tidak puas, mereka masih merampas kameranya dan membantingnya. Akibatnya kamera Rahman tidak dapat berfungsi dengan baik,'' papar dia.

Belasan anggota Denkav juga mengancam dan nyaris merampas kamera video milik Yani Loupatty, wartawan Molluka TV. Termasuk mengancam sejumlah wartawan lainnya yang menjadi saksi peristiwa tersebut. Usai peristiwa tersebut, Abdullah sempat meminta maaf kepada Rahman. Namun Ketua Divisi Advokasi AJI Ambon itu, tetap melaporkan kejadian tersebut kepada Denpom 16 Patimura.

Insany ikut mendampingin Rahman bersama dengan Habil, wartawan Moluken.com yang menjadi saksi peristiwa tersebut. Insany juga mengaku langsung mengontak Pangdam 16 Pattimura Mayjen Eko Wiratmoko dan Komandan Korem 151 Binaiya Kolonel infanteri Asep Kurnaidi untuk meminta anggota Denkav tersebut ditindak.

''Setiba di Markas Denpom, Danrem Asep langsung menyambut Rahman dan mengajak bicara untuk berdamai. Namun dengan tegas Rahman dan saya menolak dan meminta proses hukum kepada para pelaku penganiaya tersebut.''

Setelah menjalani proses pemeriksaan dan divisum, Rahman pun ditemui Komandan Satuan Denkav Mayor Yudi. Dia meminta maaf atas peristiwa itu dan mengatakan akan mengganti kamera yang dibanting anak buahnya.

''Kini Rahman sudah berada di tempat aman dan dibawah pengawasan AJI Ambon. Selain itu sejumlah saksi sudah ditemui dan bersedia bersaksi atas peristiwa tersebut,'' cetus Insany.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement