Selasa 01 Jan 2013 17:16 WIB

Kodam Pattimura: Penendang Wartawan Rahmat Hanya Satu Orang

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Heri Ruslan
Puluhan wartawan yang tergabung dalam
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Puluhan wartawan yang tergabung dalam "Koalisi Wartawan (Kawan) Mataram melakukan aksi solidaritas terkait kekerasan terhadap wartawan Rote Ndao News, Dance Henukh, di depan Mapolda NTB, Mataram, Jumat (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan Kodam XVI/Pattimura (Kapendam) Kolonel Infanteri Kus Haryono membantah oknum anggota pelaku kekerasan terhadap wartawan Kompas.com berjumlah tiga orang.

Ia mengatakan oknum yang diduga menendang wartawan Kompas.com, Rahmat Rahman Patty di Ambon, Maluku hanya satu orang. 

"Sudah ditahan di Pomdam XVI/PTM, satu orang atas nama Pratu Burhanudin," ujarnya saat dihubungi melalui telepon selularnya, Selasa (1/1).

Lebih lanjut ia menjelaskan Pratu Burhanudin hanya menendang sedikit. Itu pun karena kakinya tersangkut tas yang dibawa Rahmat. Ia menambahkan laporan Rahmat telah diterima pagi ini. Rahmat datang dengan ditemani Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta beberapa wartawan.

"Saat ini laporan sedang dalam proses hukum," katanya.

Rahmat menjadi korban pemukulan saat meliput aksi pengejaran terhadap pelaku pemukulan anak anggota TNI. Dalam peristiwa tersebut, Rahmat ditendang dan kamera miliknya dirusak. Kejadian tersebut hanya 30 menit usai memasuki tahun 2013.

Menurut Rahmat, kasus penganiayaan terjadi di kawasan Jalan Raya Pattimura, Kota Ambon. Saat itu, korban sedang meliput jalannya perayaan tahun baru di daerah tersebut.

Namun, tiba-tiba belasan anggota Detasmen Kavaleri 16 Kodam Pattimura sedang mengejar pelaku pemukulan anak dari anggota Denkav, yang diduga pelakunya adalah seorang anggota Brimob Polda Maluku.

Mendapati peristiwa itu, Rahmat kemudian mengambil gambar. Tak disangka anggota Denkav marah dan langsung mengancam serta meminta agar menghapus foto-foto. Seorang anggota Denkav bernama Serka Abdullah bahkan mengancam akan menghabisi korban jika tidak menghapus foto-foto tersebut.

Setelah dihapus, bukannya mereda, oknum anggota Denkav justru menendang perut bagian bawah Rahmat. Kamera korban juga dirampas dan langsung dibanting.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement