Rabu 02 Jan 2013 09:29 WIB

Kantor Jadi Tempat Mangkal Pedagang Martabak, Bupati ini Mengeluh

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Abdullah Sammy
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, berbicara di depan para santri peserta Pelatihan Santri Indigo Telkom-Republika di Ponpes Al Muhajirin, Purwakarta, Rabu (26/10).
Foto: Republika/Sukimintoro
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, berbicara di depan para santri peserta Pelatihan Santri Indigo Telkom-Republika di Ponpes Al Muhajirin, Purwakarta, Rabu (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Hari pertama kerja pasca libur tahun baru, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengevaluasi seluruh kantor perangkat daerah. Seluruh kantor perangkat daerah mendapat penilaian negatif dari Bupati. Salah satunya, Kantor Badan Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (BPMTSP).

Kantor instansi ini menjadi tempat mangkal beraneka pedagang kaki lima setiap sorenya. Bahkan tempat itu lebih dikenal dengan jajanan martabaknya yang laris diserbu pembeli.  "Masa di depan kantor pemerintah ada pedagang. Meskipun mereka buka usahanya sore sampai malam hari," kata Dedi, Rabu (2/1).

Menurut Bupati, perkantoran pemerintah seharusnya bersih dan tidak digunakan untuk kepentingan lain. Sebab, dia menilai, suasana bersih akan memberikan pelayanan yang nyaman kepada publik. "Sekaligus, menjadi cermin terdepan kebersihan di setiap kantor pemerintahan,".

Dedi meminta pedagang yang biasa mangkal di depan perkantoran harus ditertibkan. Sebab, tidak sesuai dengan nilai estetika. Pemerintah, kata dia, sudah menyediakan tempat khusus untuk berdagang, yaitu di pusat perbelanjaan Pasar Jumat.

Selain kantor BPMTSP, Dedi juga mempersoalkan hal kecil lain, soal lampu kantor yang padam di malam hari, jam dinding yang sudah tak berfungsi, serta keindahan di kantor pemerintah. "Kantor itu harus bersih dan indah," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement