Rabu 02 Jan 2013 12:50 WIB

Kontribusi Syariah belum Maksimal di 2012

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Citra Listya Rini
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontribusi premi asuransi syariah belum tumbuh besar pada 2012. Hingga kuartal ketiga 2012, total premi asuransi syariah baru Rp 4,5 triliun, tumbuh 52,9 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Bidang Statistik, Srikandi Utami mengatakan aturan uang muka pembiayaan sejak pertengahan 2012 tidak banyak membantu dalam peningkatan premi.

"Asuransi jiwa syariah berkontribusi Rp 9,1 triliun dan asuransi umum Rp 2,3 triliun," kata dia di Jakarta, Rabu (2/1). Dengan angka sebesar itu, kontribusi asuransi syariah 3,96 persen dari total premi industri asuransi Rp 114,3 triliun.

Dia memprediksi pertumbuhan industri asuransi syariah mencapai 30 hingga 40 persen pada 2013. Pertumbuhan ini bukan hal mustahil lantaran ada dua aturan baru dalam industri perbankan, yaitu spin off unit usaha syariah perusahaan asuransi dan aturan modal minimal perusahaan.

Memasuki 2013, perbankan syariah juga bakal menemui beberapa tantangan. Perwakilan Asbisindo, Benny Witjaksono, menyebut pembiayaan bidang consumer akan lebih tinggi dibanding pembiayaan non consumer. "Pertumbuhan pembiayaan di 2013 bisa dipacu sehingga lebih tinggi dibanding 2012," ucapnya. 

Pertumbuhan pendanaan, kata Benny, akan lebih ketat dibanding pembiayaan, terutama untuk dana murah. Menurutnya, perlu ada peningkatan pelayanan perbankan syariah di 2013 ini. Untuk itu, penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten menjadi hal yang harus dipenuhi.

"Dalam meningkatkan kualitas perbankan syariah perlu dukungan sistem IT yang baik," ujar Benny. Beberapa bank pun telah mengganti platformnya seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, seperti misalnya Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri.

Perbankan syariah dinilai juga harus meluncurkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga tidak kalah saing dengan produk perbankan konvensional.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement