Rabu 02 Jan 2013 20:42 WIB

Akses Pendidikan Indonesia Masih Dinilai 'Biang Penyakit'

Rep: Fenny Melisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pendidikan untuk anak-anak tak mampu merupakan salah satu masalah sosial (ilustrasi).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pendidikan untuk anak-anak tak mampu merupakan salah satu masalah sosial (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Belum semua warga Indonesia memiliki akses mulus ke pendidikan. ICW mengatakan  selain mutu pendidikan yang belum baik, akses terhadap pendidikan meliputi infrastruktur dan ketersediaan guru masih menjadi penyakit di Indonesia.

"Akses terhadap pendidikan bukan hanya infrastruktur dan ketersediaan guru tapi bagaimana masyarakat mendapatkan jalan untuk mengenyam pendidikan," kata Koordinator ICW Divisi Monitoring Pelayanan Publik, Febri Hendri, Rabu (2/21).

Febri mengatakan permasalahan akses pendidikan tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil. Tapi juga terjadi di perkotaan termasuk di Jakarta.

"Akses pendidikan di perkotaan masih bermasalah karena persebaran sekolah yang berkualitas tidak merata. Seringkali sekolah bermutu yang berada dekat dengan rumah tapi biayanya mahal sehingga harus mencari sekolah yang letaknya lebih jauh," kata Febri.

Selain itu, lanjut Febri, persyaratan admistratif juga menghambat akses pendidikan masyarakat. Febri mencontohkan persyaratan administratif untuk masuk sekolah dasar yang harus menyertakan kartu keluarga dan akte kelahiran.

"Fakta di lapangan masih banyak keluarga yang belum memiliki kartu keluarga atau anak-anak yang tidak memiliki akte kelahiran," kata Febri.

Menurut Febri, penerapan persyaratan administrasi itu tentu akan menghambat anak untuk bersekolah. "Tidak adil bila hanya karena persyaratan administrasi anak tidak bisa sekolah. Data administrasi negara itu penting tapi pemerintah seharusnya mempermudah proses anak untuk bersekolah. Dinas pendudukan dan dinas pendidikan harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini," kata Febri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement