REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi menilai situasi jelang pemilu tidak akan memberikan dampak yang terlalu besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dipastikan akan stabil di 6,1-6,3 persen.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengatakan pengaruh jelang pemilu lebih ke alokasi anggaran dan penyerapan anggaran. Euforia pemilu akan menyita waktu menteri-menteri, khususnya yang akan mengikuti pemilihan umum pada 2014. "Kementerian terkait akan disibukkan dengan urusan pemilu," ujar Erani, Rabu (2/1).
Teralihnya kesibukan menteri ini akan berakibat pada penyerapan anggaran. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini memperkirakan penyerapan anggaran tahun ini tidak akan optimal, seperti tahun sebelumnya. Pemilu akan berdampak secara tidak langsung dan mengakibatkan instabilitas ekonomi makro. Arahnya memang ke pertumbuhan ekonomi namun tidak secara langsung.
Pendapat ini juga diamini oleh pengamat ekonomi yang juga komisaris independen PT Bank Rakyat Indonesia Aviliani. Ia mengatakan pengaruh politik jelang pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi tidak begitu besar. Yang justru meningkat adalah dari sisi konsumsi.
Jelang pemilu tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat karena masyarakat banyak menghabiskan belanja mereka dengan membeli atribut partai politik yang mereka dukung. Tapi pemilu tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Aviliani menambahkan tahun ini juga tidak akan ada investasi besar-besaran sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi akan stabil di 6,1 persen. "Kalaupun ada investasi besar-besaran, rasionya akan berada di 6,6-7 persen," jelasnya.