REPUBLIKA.CO.ID, “Jalan pemimpin itu bukan jalan yang mudah. Memimpin itu jalan menderita.”
Inilah salah satu filosofi hidup yang tertanam di benak Raden Kasman Singodimedjo.
Ia adalah salah satu tokoh pergerakan kebangsaan yang masih terlupakan hingga kini oleh bangsanya sendiri.
Dalam perjalanan hidupnya, Kasman sangat kukuh berpegang nilai-nilai ajaran Islam. Hatinya tak pernah gamang saat melewati masa-masa sulit. Ia selalu yakin Allah SWT selalu menyertainya.
Keyakinan itu pernah ia tunjukkan ketika hendak menyeberang dari Ternate ke Bitung. Saat hendak menyeberangi lautan, cuaca tak mendukung. Para nelayan tak ada yang berani melaut.
Tapi, ia kemudian berteriak kepada para pemilik perahu yang cemas. “Apakah ada nakhoda Muslim yang percaya bahwa hidup dan mati di tangan Allah? Siapa yang bersedia mengantarkan saya dalam keadaan ini ke Bitung?” teriak Kasman.
Keyakinan Kasman itu ternyata berhasil menjalar kepada para pemilik perahu. Alhasil, badai di laut pun berhasil ia lewati dengan kepasrahan sikapnya yang besar kepada Sang Khalik. Sepenggal kisah itu ibarat setetes air di laut untuk memperlihatkan bagaimana sikap Kasman dalam melewati setiap rintangan dalam kehidupannya.
Dalam sejumlah catatan disebutkan, Kasman empat kali masuk penjara. Sekali pada zaman Belanda, lalu tiga kali semasa rezim Orde Lama. Kasman menjadi tahanan bukan karena berperangai kriminal. Ia meringkuk di balik jeruji besi karena memperjuangkan sikapnya yang kritis dan berani terhadap penguasa yang zalim.
Kasman lahir pada 25 Februari 1904 di Desa Klapar, Kecamatan Begelen, Kabupaten Purwerojo, Jawa Tengah. Ayahnya adalah seorang muazin yang sehari-hari bertugas mengurusi orang-orang sakit atau meninggal.
Sementara, ibunya adalah pedagang kain keliling. Di dalam keluarga, Kasman menjadi anak tertua dari empat bersaudara. Semua adiknya perempuan. Meski berasal dari desa, semangatnya untuk menimba ilmu tak pernah surut.
Ia tercatat sebagai lulusan Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta. Dari perguruan tinggi ini, ia mendapat gelar Mesterr Inderechten (MR). Selain giat menuntut ilmu, Kasman pun dikenal sebagai sosok yang aktif berorganisasi.
Sejak muda, ia sudah aktif berorganisasi di Muhammadiyah. Selain aktif di Muhammadiyah, ia juga aktif berkecimpung di dunia politik.