Kamis 03 Jan 2013 11:37 WIB

Muslim Vanuatu, Semangat Islam di Tengah Keterbatasan (2)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Chairul Akhmad
Muslim Vanuatu saat melaksanakan shalat Jumat di sebuah masjid di Desa Melle, Port Villa.
Foto: wn.com
Muslim Vanuatu saat melaksanakan shalat Jumat di sebuah masjid di Desa Melle, Port Villa.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam kehidupan sosial, Muslim Vanuatu hidup damai berdampingan dengan non-Muslim yang mayoritas.

Mereka saling menghormati dan tak pernah berselisih. Muslimin sangat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat, seperti pernikahan, pemakaman, ataupun penggalangan dana.

Sebaliknya, masyarakat non-Muslim pun ikut bergembira dengan hari raya umat Islam.

Ketika azan berkumandang, para Muslimin beramai-ramai menuju ke sebuah masjid yang sangat sederhana dan seadanya. Tak ada menara apalagi kubah, tak ada mimbar ataupun karpet tebal.

Masjid di Vanuatu hanyalah bangunan kecil bercat putih, bertiang hijau, dengan sebuah pintu dan jendela kotak tak ubahnya rumah sangat sederhana.

Masjid tersebut memiliki sebuah ruangan sempit yang hanya mampu menampung beberapa shaf dengan tiap shafnya tak lebih dari 10 orang. Sebuah undakan mirip tangga berlapis sajadah sederhana, itulah mihrab di masjid itu. Semua ini menunjukkan betapa minimnya fasilitas ibadah mereka.

Namun di tengah keterbatasan, mereka sangat bersemangat dalam beragama. Tak heran jika shaf jamaah di masjid tersebut senantiasa menjalar keluar bangunan setiap kali waktu shalat tiba.

Selain shalat berjamaah, di masjid itu pulalah mereka mendengarkan tausiyah dan mengkaji agama Islam. Masjid sederhana yang mulai digunakan pada 1992 itu berlokasi di Desa Melle, Port Villa. Ini adalah masjid pertama di Vanuatu. Masjid lainnya ada di Pulau Tanna dan Pulau Erromango.

Umat Islam Vanuatu memang terpusat di Desa Melle. Di negeri ini, Muslim bukanlah orang-orang pendatang, melainkan warga pribumi. Mereka merupakan para mualaf yang jumlahnya terus bertambah.

Mereka bersatu dalam satu naungan, Vanuatu Islam Society. Pusat komunitas Muslim itu pun bermarkas di masjid yang bahkan tak cukup layak untuk disebut sebagai mushala tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement