Pahlawan yang Terlupakan
Ada tiga tokoh penting negeri ini yang berjasa dalam pembentukan dasar negara, namun terlupakan oleh sejarah bangsanya sendiri.
Ketiga tokoh itu adalah Ki Bagoes Hadikoesoemo, KH A Kahar Muzakkir, serta Kasman Singodimedjo. Ketiganya adalah kader Muhammadiyah yang telah memainkan peran penting dalam melahirkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Bahkan, Ki Bagoes dan Kahar Muzakkir pernah diidentifikasi oleh pihak Jepang sebagai bagian dari 11 orang yang membawa aspirasi atau berasal dari organisasi Islam di dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang kemudian dikenal sebagai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Lukman Hakiem, Ketua Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (PP Permusi), mengatakan, tokoh-tokoh dari kalangan Islam ini cukup memberikan warna dalam proses perumusan dasar dan konstitusi negara Indonesia.
Ki Bagoes sejak awal sudah bersuara lantang mengenai pengaruh agama Islam yang teramat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Ki Bagoes merupakan Ketua Umum PP Muhammadiyah. Kegigihannya menyuarakan aspirasi Islam itu membawanya masuk ke dalam panitia kecil PBUPK yang terdiri atas delapan orang anggota.
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Kahar Muzakkir. Menurut Lukman, peran tokoh ini cukup penting saat masuk ke dalam anggota Panitia Sembilan. Kahar juga berperan penting dalam memperkenalkan Indonesia di Mesir dan Timur Tengah.
Di Mesir, ia mendirikan kantor berita Indonesia Raya yang turut menyiarkan kemerdekaan Indonesia di sana.
Sementara itu, Kasman merupakan sosok penting ketika melunakkan hati Ki Bagoes agar setuju menghapus tujuh kata di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. Namun, belakangan, Kasman justru sangat aktif mendorong Islam masuk sebagai dasar negara.