REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi keuangan melalui layanan anjungan tunai mandiri (ATM) tahun ini diproyeksikan akan melambung. Pasalnya, sejumlah bank yang beroperasi di Indonesia berencana menambah jumlah ATM-nya.
Ekonom Senior Universitas Ma Chung Malang, Moch Doddy Ariefianto, mengatakan sepanjang tiga tahun terakhir, tren peningkatan transaksi melalui ATM di Indonesia menunjukkan performa terbaik. "Pertumbuhan giro (current account) dan 'saving account' (tabungan) saat ini sudah di atas deposito. Ini linknya ke ATM," kata Doddy ketika dihubungi Republika, Kamis (3/1).
Layanan perbankan lainnya seperti 'electronic banking' melalui gadget juga banyak ditawarkan. Nasabah justru dikenakan biaya tambahan jika melakukan transaksi melalui kasir. Sedangkan melalui ATM gratis.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai transaksi ATM hingga Oktober 2012 mencapai Rp 264,77 triliun. Jumlah ini tumbuh 19,84 persen secara year on year (yoy). Sedangkan volume transaksi kartu debet melalui ATM mencapai 242,48 juta transaksi atau tumbuh 18,41 persen yoy.
Meski transaksi ATM tahun ini diprediksi meningkat pesat, Doddy menilai tingkat penetrasi bank di Indonesia masih rendah. Misalnya, penambahan jumlah jaringan, kantor, termasuk ATM. "Bank juga perlu semakin gencar menggabungkan sistem ATM-nya dengan bank lain agar lebih terintegrasi," ujar Doddy.