Kamis 03 Jan 2013 17:28 WIB

Ini 'Bahaya' Jika Dana Bantuan Madrasah Dihentikan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Siswa madrasah (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Siswa madrasah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,UNGARAN--Kebijakan penghentian suntikan dana pemerintah daerah  kepada madrasah bisa menjadi masalah pendidikan. Kebijakan ini akan sangat berdampak pada proses pendidikan di lingkungan Madrasah.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang, Subadi  mengatakan, pihaknya sangat khawatir kebijakan penghentian bantuan dana pemkab/ pemkot kepada madrasah ini akan berdampak sistemik. “Terutama bagi kelangsungan proses pencerdasan anak bangsa,” tegasnya, di  Ambarawa, Kamis (3/1).

 

Bagaimanapun juga, jelas Subadi, keberadaan madrasah itu juga sebagian milik pemkab maupun pemkot, meski di luarnya juga masih ada madrasah yang dikelola oleh yayasan atau pengampu pendidikan lainnya. Lantas bagaimana mereka akan menggali pendanaan.

Subadi mengakui, jika rencana tersebut diterapkan nantinya akan berpengaruh pada mutu pendidikan, menyusul berkurangnya sebagian sumber pendanaan yang selama ini menjadi menopang kebutuhan operasional pendidikan.

Menurut  Subadi, dalam menyikapi hal ini, pihaknya akan terus menjalin koordinasi dengan Pemkab Semarang. Memang Madrasah ini berada di bawah naungan Kementrian Agama (Kemenag). Namun peran seutuhnya tak hanya bertumpu kepada Kemenag saja. 

“Pada dasarnya madrasah dan sekolah umum itu tidak ada perbedaan, semuanya sama mendukung upaya pencerdasan anak bangsa. Sehingga untuk upaya peningkatan mutu dan dukungan dana kami pun akan terus menjalin koordinasi,” jelas Subadi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement