Kamis 03 Jan 2013 22:31 WIB

Kisah Turis Jepang yang Nekat berlibur di Negeri Perang (Part 2-Tamat)

Situasi di Suriah.
Foto: AFP/Phil Moore
Situasi di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, Selama satu pekan di Aleppo, Fujimoto telah mengunjungi semua garis peperangan, antara lain Amariya, Salahedin, Saif al-Dawla, dan Izaa.

Ternyata ini bukan kali pertama Fujimoto menginjakkan kaki di Aleppo. Sebelumnya dia juga sudah pernah berkunjung selama dua pekan di Aleppo pada akhir 2011. Ketika itu ia memanfaatkan visa turis, namun kali ini Fujimoto harus secara sembunyi-sembunyi masuk ke negara itu melalui Turki.

Ya, bahkan Fujimoto mengaku bahwa atasannya tidak mengetahui kalau dia sekarang berada di Suriah. "Saya hanya mengatakan pada mereka bahwa saya berada di Turki untuk liburan. Jika saya mengatakan yang sebenarnya, mereka akan mengatakan kalau saya benar-benar gila," kata dia.

Untuk terbang ke Turki, Fujimoto harus merogoh kocek 2.500 dolar AS. Setiap hari selama di Suriah, dia menghabiskan 25 dolar AS untuk biaya penginapan dan internet.

Itulah sepenggal kisah perjalanan nekat Fujimoto di negeri perang, Suriah. Menarik kita simak sekilas kehidupan pribadi manusia tidak takut mati itu.

Fujimoto ternyata sudah terbiasa hidup dalam kesusahan. Ia sudah lama bercerai dengan istrinya. Kini, ia hanya hidup seorang diri. Saya tidak punya keluarga, tidak punya teman, ataupun pacar. Saya kesepian, ujar Fujimoto.

Namun, yang dikatakannya tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya dia mempunyai tiga anak perempuan, tapi Fujimoto tidak pernah menemui mereka selama lima tahun.

Melihat sosok ketiga anak perempuannya itu saja ia tidak pernah. "Bahkan tidak melihat mereka di Facebook ataupun internet, sama sekali tidak pernah. Itu yang membuat saya sangat sedih," kata Fujimoto sambil menghapus air matanya.

Meski tidak pernah bertemu ketiga anaknya, Fujimoto tetap menyiapkan masa depan anak-anaknya dengan mengasuransikan kehidupannya. Tidak lupa, setiap hari ia memanjatkan doa untuk ketiga anak perempuannya itu.

Kepergian Fujimoto ke Suriah juga ternyata dilatarbelakangi kecintaannya terhadap anak-anak. Melihat kondisi Suriah, ia menyebut negara yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu tidak layak buat anak-anak.

"Saya sangat mencintai anak-anak, namun Suriah bukan tempat untuk mereka. Sebuah bom bisa mengambil nyawa mereka setiap saat," kata Fujimoto.

Apakah pembaca tertarik mengikuti jejak Fujimoto?

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement