REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, membentuk tim untuk mengatasi limbah di sentra kerajinan kulit Sukaregang-Garut.
Tim ini, nantinya bertugas untuk mengkaji dan menangani limbah yang dihasilkan dari kerajinan kulit. Pasalnya, hingga saat ini penanganan limbah tersebut belum tertangani maksimal.
"Ada dua kesepakatan dari pertemuan tadi. Pertama, bersama-sama memajukan industri kerajinan kulit. Kedua, bersama-sama menangani limbah yang semakin banyak," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher usai berdialog dengan para pengusaha dan pengrajin kulit Sukaregang, Garut.
Ia menjelaskan, tim yang akan diturunkan nantinya akan mengkaji berapa Instalasi Pengolahan Air Limbah (Ipal) yang dibutuhkan. Tugas lainnya, mencari titik ideal lokasi Ipal.
"Termasuk mengevaluasi Ipal yang sekarang sudah ada tapi belum maksimal," kata Aher.
Selain Ipal, yang tak kalah pentingnya adalah pembuatan standar aturan operasional dan sanksi yang disepakati bersama. Jadi, kalau ada pengerajin yang melanggar aturan harus diberikan sanksi.
Aher menilai, permasalahan limbah yang kini dihadapi industri kerajinan kulit, merupakan pertanda kemajuan industri. Ketika beberapa tahun lalu Ia kelokasi yang sama, masalah yang dihadapi pengrajin adalah permodalan.
"Dulu soal kesulitan modal, belum ada nih toko-toko di sepanjang jalan ini. Kini sudah maju, masalahnya limbah. Kita harus selesaikan juga," tegas Aher.