Jumat 04 Jan 2013 11:50 WIB

November, Neraca Perdagangan Defisit 478,4 Juta Dolar

Kepala BKPM Gita Wiryawan
Foto: Antara
Kepala BKPM Gita Wiryawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- November 2012, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit. Angkanya mencapai 47,84 juta dolar AS. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni Oktober 2012, defisitnya mencapai 1,9 miliar dolar AS. Itu artinya, defisit neraca perdanganan mengalami penurunan

"Hasil neraca perdagangan bulan November tahun 2012, terjadi defisit sebesar 478,4 juta dolar," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (4/1).

Menurunya defisit neraca perdagangan, ungkap dia, dikarenakan menurunnya surplus perdagangan nonmigas yang hanya mencapai 3,5 miliar dolar dan defisit perdagangan migas 4,8 miliar dolar. Sedangkan pada tahun sebelumnya mengalami surplus sebesar 937,8 dolar.

"Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan Januari hingga November 2012 mencapai 1,3 miliar," tambah Gita.

Apaladi, ditambahkan dia, kondisi perekonomian global masih kurang kondusif untuk mendorong para eksportir melakukan penjualan ke pasar besar. Tidak hanya itu, turunnya harga yang besar dari barang-barang komoditas juga ikut memotivasi.

"Tantangan memang sangat berat karena harga komoditas mengalami koreksi sampai tiga puluh persen, yang menyebabkan penurunan harga luar biasa," imbuh Gita.

Kontribusi untuk ekspor non-migas selama Januari hingga November 2012 lalu mencapai 80,5 persen jika dibandingkan dengan ekspor migas yang hanya sebesar 19,5 persen.

Menurunnya neraca perdagangan tersebut, lanjut Gita, bukan hanya dialami Indonesia semata, namun juga dialami oleh beberapa negara seperti Jepang yang mengalami peningkatan defisit mencapai 166,8 persen sementara Hong Kong 12,4 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement