REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dijadwalkan akan meninjau langsung kondisi terkini di kawasan Rakhine, Myanmar yang menjadi lahan konflik di negara tersebut atas undangan dari pihak pemerintah Myanmar.
"Di Rakhine, saya akan melihat langsung kondisi secara langsung. Tidak hanya Rohingya, tapi komunitas yang lebih luas di Rakhine. Melihat apa yang sebenarnya terjadi. Mencoba cari tahu apa tantangan sebenarnya," ujar Menlu Marty Natalegawa usai Pidato Pernyataan Tahunan Menteri Luar Negeri 2013 di Jakarta, Jumat.
Marty dijadwalkan untuk tiba di Rakhine pada Senin-Selasa pekan depan, disana dirinya akan didampingi berbagai perwakilan organisasi di bidang perekonomian untuk melihat peluang yang ada di tempat itu.
Selain untuk meninjau secara langsung, Marty juga mengatakan bahwa dirinya sebagai perwakilan RI juga akan menyampaikan bantuannya kepada para Muslim Rohingnya.
Marty mengatakan bahwa pasca konflik Juni 2012 lalu, uluran tangan dermawan sangat dibutuhkan di wilayah tersebut, karena itu Marty akan menyampaikan komitmen RI untuk menyumbang satu juta dolar AS demi meringankan beban masyarakat di Rakhine.
Konflik di wilayah ini meletus pada Juni tahun lalu antara kelompok Buddha Rakhine dan etnis Muslim Rohingya. Diperkirakan, puluhan orang tewas dari kedua kubu.
Muslim Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan juga diduga menjadi korban kekerasan dan pelanggaran HAM oleh aparat, kemudian puluhan ribu warga etnis ini mengungsi ke negara tetangga.
Indonesia, akan terus membantu proses demokrasi dan nilai-nilai HAM (Hak Asasi Manusia) di kawasan dan di tingkat global yang juga termasuk dalam sembilan pokok perhatian diplomasi RI tahun 2013.
"Perkembangan di Myanmar adalah contoh konkrit. Tentunya proses demokratisasi tidak tanpa tantangan, dan ketika tantangan itu terjadi, sebagai keluarga besar, ASEAN bahu membahu memberikan dorongan untuk tetap konsisten menjalankan demokrasi," tutup Marty.