REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Total penerimaan dari transaksi pengiriman uang atau remitansi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang masuk dan yang keluar sepanjang 2012 meningkat delapan persen. Angkanya meningkat dari 68,8 miliar dolar AS pada 2011 menjadi 74,7 miliar dolar AS pada 2012.
Vice President Head of Financial Institution and Overseas Network BNI, Herry Triyatno, memaparkan transaksi remitansi yang masuk atau incoming transfer remittance (ITR) dari BNI Smart Remittance 2012 meningkat 12 persen. "Angkanya meningkat dari 33,6 miliar dolar AS pada 2011 menjadi 37,7 miliar dolar AS pada 2012," katanya melalui sambungan telepon, Jumat (4/1).
Sedangkan transaksi remitansi keluar atau outgoing transfer remittance (OTR) dari BNI Smart Remittance 2012 mencapai 36,9 miliar. Nilai ini meningkat lima persen dibandingkan 35,2 miliar pada 2011.
Herry mengakui pencapaian perusahaan tahun ini masih di bawah 30 persen. Namun, hasil tersebut sudah terbilang maksimal. Ini karena pemasukan remitansi terdampak dari aturan moratorium tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, Yordania, juga Kuwait.
Khusus untuk pengiriman uang TKI dari BNI Smart Remittance juga menurun. Ke depannya, kata Herry, perusahaan akan berkonsentrasi pada peningkatan kinerja transaksi remitansi dari agen-agen yang menjalin kerjasama dengan BNI.
"Misalnya Pegadaian, Alfamart, Posindo, regional-regional BJB, juga BPR," kata Herry. Agen domestik BNI di luar negeri lebih dari 1.600 outlet dan bank korespondensi. Tiga outlet subsidiaries ada di Hong Kong, dan enam cabang lain berlokasi di New York, London, Hong Kong, Singapura, dan Tokyo. Perusahaan juga menambah satu lagi cabang di Osaka, Jepang.