REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Rumah Detensi Imigrasi Pusat Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menerima sebanyak sembilan orang etnis Muslim Rohingya yang sebelumnya ditampung di Kantor Imigrasi Batam.
"Mereka tiba di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat Tanjungpinang hari ini dan bergabung dengan 61 orang Muslim Rohingya lainnya," kata Kepala Rudenim Pusat Tanjungpinang, Surya Pranata, di Tanjungpinang, Jumat.
Surya mengatakan, sembilan orang Muslim Rohingya tersebut semuanya laki-laki dewasa dan segera diverifikasi oleh pihak Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk penentuan status sebagai pengungsi atau bukan.
"Kami juga telah meminta pihak 'International Organization for Migration (IOM)' untuk memfasilitasi sembilan orang Muslim Rohingya tersebut," kata Surya.
Menurut Surya, berdasarkan cerita para imigran itu, mereka keluar dari Myanmar pada awal Desember 2012 dengan menumpang kapal tujuan Malaysia atau Australia.
Empat hari perjalanan, kapal yang ditumpangi para Muslim Rohingya tersebut tenggelam di Laut Andaman, selatan Myanmar dan barat Thailand. Hanya sembilan orang yang berhasil selamat dan diselamatkan kapal kargo X-Press Hoogly hingga dibawa ke Batam.
"Mereka mengaku hanya merekalah yang selamat dari 250 orang penumpang kapal itu," kata Surya.
Para imigran asal Myanmar dari etnis Rohingya tersebut adalah Habizullah, Muhammad Hosai, Muhammad Horsaini, Abdul Rayun, Hasonon, Sokotullah, Abdul Amin, Abdul Hamid, dan Gol Muhammad.
"Jadi, total imigran asal Myanmar yang ditampung di Rudenim Pusat Tanjungpinang saat ini sebanyak 92 orang, 70 orang di antaranya adalah Muslim Rohingya," ujar Surya.