REPUBLIKA.CO.ID, Dalam camp pengungsi, Al Qaem, Irak, kemarahan dan putus asa para pengungsi bisa terasa jelas. Dua kamp pengungsi telah didirikan di sana, sembilan mil dari perbatasan dengan Suriah.
Dikutip dari CNN, Sabtu (5/1), saat ini terdapat sekitar 8000 pengngsi yang berada di Al Qaem. Jumlah ini, memang jumlah pengungsi yang berasal dari Libanon, Turki, dan Yordania, tapi di Al Qaem, pengungsi dihadapkan pada tantangan berat yang membahayakan nyawa.
Dinginnya cuaca di sana, membuat para pengungsi, khusuusnya anak-anak dipaksa mati-matian bertahan mempertahankan hidupnya. "Di siang hari pun, aku menggigil karena suhunya mencapai 10 derajat celcius," ujar bocah berusia 10 tahun yang menjadi salah satu pengungsi di Al-qaem.
Tanpa tempat tidur dan harta berharga, satu tenda dihuni oleh 14 orang yang berdesakan di kasur. Sulitnya mendapatkan air, tidak jarang membuat pengungsi tidak mandi sampai satu bulan lebih.