REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Memasuki 2013 hingga Pemilu dilangsungkan 2014 nanti, situasi politik di Indonesia diperkirakan semakin memanas. Dimulai dengan isu perombakan kabinet oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akibat kosongnya kursi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Meski SBY sudah memastikan bongkar pasang kabinet tidak akan dilakukan, kegaduhan politik tidak otomatis bisa diredam. "Memang arahnya kesitu, upaya SBY untuk meredam situasi politik. Tapi praktiknya tidak mungkin tidak gaduh," kata peneliti senior LIPI, Indria Samego saat dihubungi Republika, Ahad (6/1).
Perombakan kabinet, menurut dia merupakan isu yang selalu ramai dibincangkan. Karena setiap orang dan partai politik senantiasa berharap untuk mendapatkan kekuasaan. "Dirombak atau tidak, potensi kegaduhan pasti besar," ujar Indria.
Aksi SBY melakukan kunjungan dadakan ke Kampung Nelayan, Tangerang kemarin, menurut Indria merupakan langkah yang tepat. Jika SBY benar-benar berniat menciptakan situasi yang kondusif pada akhir kepemimpinannya.
Indria menilai, aksi blusukan itu akan menciptakan implikasi positif bagi semua pihak, termasuk lawan-lawan politik SBY dan partainya, Demokrat. "Sudah tepat langkah yang diambilnya. Rakyat butuh pimpinan yang inspiring," ujarnya.
Upaya meredam kegaduhan politik, jelas Indria, bisa dilakukan SBY dengan melanjutkan kunjungan ke daerah-daerah bermasalah. SBY harus mengajak anggota kabinet yang lain melakukan hal serupa, agar berhubungan langsung dengan rakyat. Dengan begitu, kinerja kabinet bisa ditingkatkan.
Selain itu, kata Indria, SBY harus sungguh-sungguh mendorong anggota kabinet agar benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Dengan tidak dirombaknya kabinet, para menteri harus bisa memastikan menjelang masa pemerintahan SBY berakhir, semua tugas diselesaikan dengan baik.