REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari 11 orang terduga teroris yang berhasil ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror selama dua hari ini, tujuh di antaranya tewas tertembak. Dari tujuh orang yang tertembak,
Kepala Kepolisian Resor Poso, AKBP Eko Santoso, mengatakan hal tersebut. Ungkapnya, hari ini ada pihak yang mengatasnamakan keluarga salah satu korban, telah menghubungi Polres Poso. ''Dia mengaku kerabat salah satu korban (terduga teroris yang tertembak),'' tutur Eko, saat dihubungi, Ahad (6/1).
Ia mengatakan, pihak yang telah menghubungi Polres Poso tersebut, hendak melakukan tes DNA. Eko menjelaskan, keinginan sang anggota keluarga yang ingin tes DNA ini, sebab mereka mengatakan yakin salah satu korban tewas merupakan anggota keluarganya.
Pihak anggota keluarga tersebut pun akhirnya melapor. ''Dia (yang telah menghubungi Polres), mengatakan, bapaknya (orangtua korban tewas terduga teroris) ingin tes DNA,'' ucap Eko.
Namun, Eko dengan mendatangi kerabat tersebut, menyampaikan, tidak bisa melakukan tes DNA di polres. Kerabat yang hendak melakukan tes pembuktian melalui golongan darah ini merupakan keluarga terduga teroris Andi.
Eko belum dapat memastikannya. ''Kami belum dapat informasi, belum bisa pastikan. Tunggu konfirmasi dari Mabes,'' ujarnya. Untuk sementara, informasi yang didapatkan oleh Polres Poso saat ini ialah baru mengenai pihak yang mengatasnamakan keluarga Andi tersebut.
Sementara, seperti diberitakan sebelumnya, sebelas orang terduga teroris yang ditangkap, berlangsung di dua lokasi yang berbeda. Penangkapan enam orang dilakukan di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan lima terduga teroris lainnya ditangkap di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Penangkapan ini terjadi dari Jumat (4/1) hingga Sabtu (5/1).
Lima terduga teroris yang tewas tertembak di Dompu, yaitu Roy, Bahtiar, dan Andi Brekele. Sementara, dua sisanya belum terindentifikasi. Kemudian dua terduga teroris yang tewas di Makassar ialah Abu Uswah dan Hasan. Sedangkan yang ditangkap dalam keadaan hidup ialah mading-masing bernama, Thamrin, Arbain, Syarifudin, dan Fadli.
Eko mengakui, pihaknya tidak mengetahui secara jelas mengenai peristiwa penangkapan ke 11 terduga teroris tersebut.
Ia menjelaskan, bahwa situasi dan kondisi di Poso saat ini berlangsung aman dan terkendali. Namun saat ini Eko mengatakan, aktivitas yang sedang dilakukan di wilayah Polres Poso, yaitu kegiatan penindakan, dengan sasarannya yaitu teroris.