REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Tren memodifikasi busana tradisional Abaya memancing desainer muda Timur Tengah untuk menggarapnya.
Satu misi buat mereka yakni mengubah tampilan abaya menjadi lebih modis dan modern. Misi ini sekaligus mengubah secara bertahap stereotip negatif ketika dikaitkan dengan konteks Islam dan Muslim.
"Beberapa tahun lalu, aku menginginkan satu busana sederhana yang cocok untukku. Cocok dalam artian sesuai kehidupanku, kepribadianku dan kesukaanku pada fesyen," papar Badreya Faisal, desainer muda yang kini menangani label Bleach, seperti dikutip alarabiya.net, Senin (7/1).
Sebagian besar karya Badreya mencerminkan keinginan perempuan Timteng bereskperimen dengan busana tradisional mereka.
Eksperimen itu selanjutnya melahirkan satu karya minimalis, eksentrik dan inovatif. "Esensi dari setiap desain yang aku buat itu merefleksikan kekuatan, ambisi, kreatifitas, elegan, intelektualitas dan feminim," kata dia.
Esensi itu sangat terlihat dari penggunaan motif, teknik 'cutting edge' dan pilihan warna yang digunakan. Dalam hal ini, ciri serba tertutup masih dipertahankan. Namun, diberi sentuhan agar tidak terkesan kaku dan kolot.
"Aku kira, dengan begini perempuan-perempuan dunia Islam memiliki kesamaan dalam hal elegan dan kepribadian dengan perempuan-perempuan dunia barat," cetus dia.
Selain memperjuangkan perubahan dalam cara menampilkan gaya berbusana, Badreya tak lupa berbagi dengan kalangan tak mampu. Ini merupakan bentuk dari implementasi dirinya sebagai seorang muslim.
"Aku sisihkan sepuluh persen dari setiap penjualan sebagai bentuk sumbangsihku," aku Badreya.