REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Melubernya air Bengawan Solo yang merendam beberapa desa di empat Kabupaten di Jawa Timur membuat tim penanganan bencana tidak bisa berbuat banyak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim hanya mengandalkan karung-karung pasir untuk mengantisipasi air yang terus meluap.
Kepala BPBD Jatim Sudarmawan mengatakan, tim penanganan banjir dan masyarakat di lapangan membutuhkan banyak karung pasir untuk mengantisipasi air kembali meluap. "Petugas mengandalkan karung pasir," ujarnya kepada Republika, Senin (7/1).
Karung-karung pasir tersebut, jelas Sudarmawan, ditumpuk di pinggiran tanggul Bengawan Solo untuk meninggikan tanggul agar air tidak meluap. BPBD Jatim telah menyebarkan 50 ribu karung pasir ke beberapa wilayah tergenang air limpasan Bengawan Solo.
Namun kebutuhan karung pasir sangat besar. Akibatnya membuat beberapa warga kecamatan di Bojonegoro harus rebutan mendapatkan karung pasir guna atasi banjir.
Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto mengatakan, permintaan karung pasir diwilayahnya cukup tinggi, terlebih beberapa kantor pemerintahan di kecamatan dan kelurahan. "Masyarakat harus rebutan dengan aparat desa untuk mendapatkan karung pasir," katanya.
BPBD pun tidak bisa berbuat banyak, karena kebutuhan karung yang besar benar-benar berguna mengantisipasi air meluap. Pantauan dari petugas di lapangan, jelas dia, pada Senin (7/1) pagi tinggi muka air di Bengawan Solo terus naik setelah Sabtu hingga Ahad kemarin sempat menurun menjadi siaga I.
Kepala Seksi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo, Mukharom mengatakan, ketinggian air saat ini masih berpotens terus naik. Hal itu terjadi karena adanya air kiriman dari Solo, Jawa Tengah.