REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN---Pesawat pertama yang membawa kelompok pertama bantuan darurat Iran untuk Muslim Myanmar tiba di bandara Yangon Ahad, kata Duta Besar Iran untuk Myanmar Hossein Kamalian di Yangon.
Kamalian menekankan perlunya mendukung pengungsi Muslim Myanmar. "Bantuan Iran yang mencakup makanan, selimut, tenda dan beberapa barang lainnya akan segera ditransfer ke ibu kota negara bagian Myanmar Rakhine, Sittwe, dan akan didistribusikan di antara Muslim Rohingya oleh delegasi Iran yang menyertainya," katanya.
Dia mencatat bahwa beberapa anggota parlemen, para petugas kementerian luar negeri, Bulan Sabit Merah (BSM) Iran dan Komite Bantuan Imam Khomeini (IKRC) menemani pengiriman bantuan kemanusiaan ke Myanmar.
Direktur Bantuan dan Operasi Penyelamatan BSM Iran Mahmoud Mozaffar mengatakan pada Sabtu bahwa bantuan darurat itu akan didistribusikan di kalangan umat Islam yang tertindas di Myanmar.
Berbicara kepada IRNA, ia mencatat bahwa pengiriman terdiri dari 30 ton bahan makanan, tenda, tikar dan selimut yang akan dikirim ke Palang Merah Myanmar. Dia mengatakan bahwa tim penilaian Iran juga akan mengunjungi Myanmar untuk mempelajari kebutuhan umat Islam di sana untuk pengiriman berikutnya.
Sekitar 800.000 Rohingya dirampas hak-hak kewarganegaraan dan menderita kebijakan diskriminasi, ditolak hak naturalisasi mereka sehingga membuat mereka menjadi rentan terhadap tindak kekerasan serta penganiayaan, pengusiran dan pemindahan.
Pada 25 Desember, Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi yang mengungkapkan keprihatinan atas penganiayaan terhadap umat Islam di Myanmar.
Resolusi itu menyerukan pemerintah Myanmar "untuk melindungi semua hak asasi manusia (umat Islam), termasuk hak mereka untuk kewarganegaraan.
Resolusi PBB juga menyatakan bahwa ada pelanggaran "sistematis atas hak asasi manusia dan kebebasan dasar" di Myanmar.
Ratusan Muslim Rohingya diyakini telah tewas dan ribuan mengungsi dalam serangan oleh ekstrimis Budha. Serangan terutama dilakukan di negara bagian Rakhine.
Pasukan militer Myanmar telah dilaporkan memberikan kepada para ekstrimis dengan wadah bensin untuk membakar rumah-rumah penduduk Muslim.