REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu pencalonan pedangdut sekaligus pendakwah, Rhoma Irama sebagai presiden pada pemilu 2014 semakin memanas. Apa pun yang dilakukan pelantun tembang "Piano" itu selalu dikaitkan dengan persiapannya menjadi capres atau cawapres.
Meski belum resmi diumumkan oleh partai tertentu sebagai capres, Rhoma mengaku santai saja. "Buat saya nothing to loose. Kalau tidak jadi presiden saya tetap raja kok," ujar dia, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/1).
Raja dangdut itu mengatakan, tanpa jabatan sebagai presiden atau wakil presiden, ia masih tetap bisa berbuat baik bagi negara Indonesia. Dua andalan yakni lewat dakwah dan musik yang selama ini ia tekuni.
Lagipula, tukasnya, pencalonan dirinya menjadi presiden bukan berasal dari kemauannya. Ia mengklaim berada dalam posisi diinginkan, bukan menginginkan untuk dicalonkan sebagai presiden.
"Saya kan wacapres, wacana calon presiden. Saya tidak pernah mendekati parpol," ujarnya.
Rhoma mengungkapkan, dalam bahasa Arab dikenal istilah Murad dan murid. "Murad diinginkan, murid mengingikan. Kalau ga jadi dicalonkan kenapa harus sakit hati, Insya Allah saya Murad," tegas Rhoma.