REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Persiapan tim nasional sepak bola untuk SEA Games 2013 tidak boleh tertunda atau kendur karena dualisme atau polemik antara PSSI dan KPSI. Seruan itu disampaikan oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat, Tono Suratman.
"Karena ada polemik PSSI dan KPSI, jangan biarkan persiapan pemain terganggu untuk ajang internasional yang seharusnya berprestasi," kata Tono saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (8/1)
Menurut dia, prestasi sepak bola nasional di kancah ASEAN maupun dunia tidak boleh terkesampingkan gara-gara polemik segelintir pihak atau juga karena kepentingan-kepentingan lain.
Dia mengaku sudah berkaca pada SEA Games 2011--pada saat itu menjadi Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang bertugas menyeleksi atlet dan pelatih andalan.
"Jika memang mau juara atau berprestasi, harus segera adakan pelatnas, jangan terganggu kepentingan," ujarnya.
Dualisme atau polemik yang sedang melanda organisasi induk sepak bola tentu berpotensi besar mengganggu konsentrasi pemain di ajang internasional maupun nasional.
Alasan itu, klaim Tono, yang membuat KONI bersikukuh tetap membentuk tim nasional sepak bola untuk ajang multicabang SEA Games. Dia mengaku tidak gentar meskipun keputusannya membentuk timnas dinilai berbagai kalangan sebagai langkah yang menyalahi aturan.
Pembentukan timnas itu mengacu pada KONI sebagai Dewan Pelaksana Program Indonesia Emas (Prima), kata Tono. KONI sendiri sudah menunjuk Rahmad Darmawan sebagai pelatih sementara.
Menjelang ajang dua tahunan SEA Games pada bulan Desember nanti di Myanmar, seleksi untuk pemain inti, kata Tono, akan segera disiapkan.