REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), Widjajanto, akan bersikap tegas kepada klub Indonesian Premier League (IPL) yang masih bermasalah dengan pembayaran gaji para pemainnya.
Ia mengatakan, klub yang masih mengabaikan hak para pemain tidak akan diikutsertakan pada musim kompetisi tahun 2013. Menurutnya, hal tersebut sudah sesuai dengan regulasi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).
"Sikap kami tegas. Klub bermasalah tidak akan diikutsertakan dalam kompetisi," kata Widja, Rabu (9/1).
Meski begitu, tambah Widja, LPIS tidak serta merta melepas tanggung jawab dan urung membantu klub. LPIS akan terlebih dahulu memberi dana talangan untuk menyelesaikan permasalahan tunggakan gaji.
Namun Widja belum bisa memastikan kapan dan berapa jumlah dana talangan tersebut akan diberikan. LPIS hingga kini masih menjajaki kerjasama dengan News Corp, perusahaan media asal Amerika Serikat yang berminat menjadi investor.
"Kita masih negoisasi. Nantinya, dana talangan juga akan diambil dari News Corp," jelasnya.
Widja menambahkan, LPIS terus melakukan komunikasi secara intensif dengan News Corp. Diharapkan, negoisasi akan menemui titik final pada bulan ini.
"Insya Allah finalisasi kerjasama dengan pihak News Corp akan selesai dalam satu atau dua pekan ini," harapnya.
Berdasarkan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) per Desember 2012, klub IPL yang masih bermasalah hanyalah Bontang FC. Bontang menunggak gaji pemainnya selama lima sampai enam bulan. Sedangkan klub lainnya melakukan penyelesaian gaji dengan terminasi kontrak setelah ada kesepakatan dengan pemain.