REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan harga tiket Mass Rapid Transportation (MRT), yang akan segera dibangun, berada pada angka di bawah Rp 10 ribu.
"Keinginan kita di bawah Rp 10 ribu, karena kalau di Singapura itu hanya 1 dolar Singapura, kira-kira Rp 7000 sampai Rp 8000," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Jakarta, Rabu (9/1).
Jokowi mengatakan, penentuan harga tiket MRT akan tergantung pada beban biaya pembangunan jalur MRT, namun pihaknya berupaya agar harga tiketnya tidak sampai Rp 10 ribu.
"Kita jaga angkanya di bawah Rp 10 ribu untuk nanti 2015," kata dia usai bertemu dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Beban pendanaan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah DKI Jakarta akan diputuskan pada 15 Januari 2013 oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. "Kami usulkan 40 persen dari Pemda DKI dan 60 persen dari Pemerintah Pusat," kata dia.
Terkait target operasi, MRT jalur Lebak Bulus-Kampung Bandan direncanakan mulai beroperasi pada 2016, namun Jokowi meminta agar 2015 MRT sudah dapat dinikmati warga Jakarta.
Untuk jalur Bundaran HI-Kampung Bandan, yang targetnya beroperasi pada 2019, Jokowi minta dimajukan dua tahun, menjadi 2017.