REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah studi menunjukkan 18 orang tewas tertembak setiap hari di Amerika Serikat pasca tragedi penembakan di SD Sandy Hook di Newtowwn, Connecticut, 14 Desember 2012 lalu.
Studi yang dipimpin situs Slate.com dan akun twitter @gundeaths itu mencatat sekitar 406 penembakan yang menyebabkan kematian sejak tragedi Sandy Hook. Data yang disajikan tersebut masih belum lengkap sehingga jumlah korban karena penembakan bisa jadi lebih tinggi.
Dalam data itu, enam korban merupakan anak-anak di bawah usia 13 tahun. Sebanyak 21 orang berusia di bawah 17 tahun.
Dalam studi yang sama, Huffington Post menulis terdapat lebih dari 100 pembunuhan karena penembakan setelah tragedi Sandy Hook. Periode yang diambil hanya sepekan setelah tragedi terjadi.
Dilaporkan PressTV, Rabu (9/1), para pengkritik menekan Pemerintah AS untuk membatasi kepemilikan senjata. Amerika Serikat merupakan negara dengan kepemilikan senjata per kapita terbanyak di dunia.
Amerika Serikat memiliki sejumlah pengalaman penembakan massal selama enam bulan terakhir. Pada Agustus 2012, penembakan di Kuil Sikh menewaskan tujuh orang. Di Newtown, 20 anak-anak dan enam dewasa tewas.