Rabu 09 Jan 2013 20:20 WIB

UMK dan TDL Naik, 40 Industri di Jabar Siap Hengkang

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kenaikan upah minimum kabupaten/ kota (UMK) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berlaku awal tahun ini cukup berpengaruh, terhadap investasi di Jabar. Badan Koordinasi Promosi Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Jabar memperoleh informasi, 40 industri yang berlokasi di kawasan industri menyatakan siap hengkang.

Hal itu terjadi karena tingginya upah menjadi bahan pertimbangan para investor. Bukan hanya investor domestik, tetapi juga mancanegara. Menurut Kepala Sub Bidang (Kasubid) Data dan Pelaporan BKPPMD Jabar, Harun Darise, pemberlakuan UMK dan TDL sudah berefek pada sektor industr.

Dari informasi yang diterimanya, sekitar 40 industri yang berlokasi di kawasan industri akan hengkang dari Jabar. Namun, lanjut Harun, pihaknya belum menerima informasi secara lebih jauh mengenai industri apa saja yang siap hengkang itu.

"Informasi itu kami terima dari investor Jepang. Lebih jauh dan detilnya, kami belum menerima informasinya," papar Harun, Rabu (9/1).

Harun memperkirakan, kalau pun terjadi relokasi, kemungkinan besar masih berada di Jabar. Relokasi itu, kata dia, kemungkinan besar beralih dari kawasan industri yang kini sekarang angka UMK-nya tinggi, ke kawasan Jabar lainnya, yang nilai UMK-nya masih rendah. "Misalnya, wilayah Jabar Selatan atau Pantai Utara (Pantura)," imbuhnya.

Menurut Harun, jika hal tersebut terjadi, maka ia memperkirakan nilai investasi pada 2013, minimalnya, sama dengan pencapaian 2012. Artinya, investasi di kawasan industri, yang semula tinggi, berpotensi turun.

Sedangkan di kawasan Jabar seperti wilayah Selatan dan Pantura, dapat meningkat.Harun menuturkan, pada tahun ini, pihaknya memproyeksikan investasi, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), secara total, mencapai Rp 47 triliun, atau melebihi target 2012, yang angkanya Rp 43,27 triliun.

Tapi, pemerintah pusat menargetkan investasi di Jabar sebesar Rp 62 triliun. "Itu karena Jabar memiliki potensi kuat untuk investasi," jelas Harun.

Tingginya potensi itu, sambung dia, terlihat pada realisasi investasi di Jabar selama 2012. Jumlah proyeks selama 2012 mencapai 1.018 proyek. Sementara penyerapan tenaga kerjany sebanyak 448.510 orang. Jumlah investasi 2012, sambungnya, lebih besar daripada realisasi 2011, yang angkanya Rp 48,75 triliun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement