REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Antrean truk yang hendak menuju Pulau Sumatera di Pelabuhan Merak, Banten, mencapai dua kilometer akibat cuaca buruk yang melanda perairan Selat Sunda itu.
"Saat ini penyeberangan Merak-Bakauheni terganggu akibat gelombang tinggi disertai angin kencang sehingga sulit untuk bersandar di dermaga maupun berlayar," kata Kepala Bagian Humas PT ASDP Ferry Indonesia Cabang Pelabuhan Merak Mario Oetomo Sardadi saat dihubungi, Kamis (10/1).
Ia mengatakan ASDP Merak saat ini menutup sementara dua dermaga yakni IV dan V karena cuaca buruk melanda perairan Selat Sunda. Selain ketinggian gelombang mencapai empat meter juga tiupan angin rata-rata 35 knot atau 70 kilometer perjam.
Pihaknya saat ini hanya mengoperasikan kapal 'roll on roll' of atau roro sebanyak 17 armada dengan pelayaran di bawah 50 trip. Kapal roro tersebut berkapasitas besar untuk melayani penyeberangan Merak-Bakauheni.
"Dengan penutupan sementara dermaga itu tentu kendaraan menumpuk hingga antrean truk mencapai dua kilometer," ujarnya.
Ia juga mengatakan jika kondisi membaik dipastikan akan ditambah kembali jumlah kapal roro guna mengatasi antrean truk tersebut. Saat ini, kata dia, sejak Rabu (9/1) malam hingga Kamis siang ini kondisi cuaca perairan Selat Sunda memburuk.
Bahkan, kapal roro yang akan bersandar di dermaga Pelabuhan Merak mengalami kesulitan akibat angin kencang disertai gelombang tinggi. "Saya kira nahkoda sangat hati-hati saat menyandarkan kapal di dermaga karena tiupan angin sangat kencang," katanya.
Berdasarkan pantauan, ribuan kendaraan truk dan mobil pribadi menumpuk di dermaga I sampai III Pelabuhan Merak akibat dermaga IV dan V dihentikan. Mereka para pengendara antre sambil menunggu naik ke atas kapal roro diseberangkan ke Bakauheni.
"Kami sudah lima jam di Pelabuhan Merak hingga kini belum diseberangkan ke Bakauheni, Lampung," kata Syukur, seorang pengemudi truk yang hendak menuju Lampung.