Kamis 10 Jan 2013 11:12 WIB

Pengamat: Flu Burung Seharusnya Diantisipasi sebelum Merebak

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Didi Purwadi
Petugas memusnahkan unggas yang terjangkit flu burung
Foto: Antara
Petugas memusnahkan unggas yang terjangkit flu burung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merebaknya flu burung dinilai sebagai imbas ketidakefektifan mekanisme surveilense. Padahal jika langkah antisipasi ini dilakukan, pemerintah dan peternak tidak akan repot seperti sekarang.

"Penyuluhan hanya dilakukan di awal, tidak ada laporan perkembangan lanjutan," ujar pengamat pertanian, Bustanul Arifin, Kamis (10/01).

Antisipasi awal bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan ke peternak-peternak. Apalagi, masih banyak peternak yang menggunakan sistem pertanian konvensional.

Perlu ada pelatihan untuk dinas terkait dan peternak mengenai langkah pencegahan flu burung jauh sebelum virus ini merebak. "Harus ada yang berkeliling ke desa-desa, dipantau," tambahnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Soebagyo, mengatakan belum ada tindakan konkret dari pemerintah terkait persoalan flu burung. Ia melihat kecendrungan akan terjadi kerugian yang lebih besar lagi. "Tidak ada tindakan yang signifikan," ujarnya.

Virus flu burung kini telah merebak di 11 provinsi dan 49 kabupaten. Data Kementan melaporkan jumlah kematian itik mencapai 242.368 ekor. Himpunan Peternak Unggul Lokal Indonesia (HIMPULI) mencatat total kerugian mencapai Rp 17,5 miliar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement