Kamis 10 Jan 2013 17:39 WIB

Cuaca Buruk, Nelayan Terancam Jeratan Lintah Darat

Rep: Ita Winarsih/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Nelayan Indonesia
Nelayan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG--Sedikitnya 300 nelayan asal Kampung Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, menganggur. Mereka tak melaut akibat cuaca buruk.

Dampak dari kondisi ini, para nelayan tak memiliki daya beli. Bahkan mereka rawan terjerat lilitan hutang dari rentenir.

Sadi'is (45 tahun), nelayan setempat, mengatakan, cuaca buruk ini sudah berlangsung sejak Desember lalu. Akan tetapi, yang paling parah terjadi sepekan terakhir. Dengan begitu, nelayan tak bisa melaut sejak sepekan yang lalu. "Aktivitas saat ini, hanya memperbaiki jaring," ujarnya, Kamis (10/1).

Nelayan dengan lima anak ini mengaku, dengan datangnya musim hujan berarti telah datang juga musim paceklik bagi nelayan. Sebab, nelayan tak bisa melaut ditengah kondisi angin kencang dan gelombang yang cukup tinggi. Saat ini saja, ketinggian gelombang di Perairan Karawang mencapai 1,5 meter.

Gelombang seperti itu, ujar Sadi'is,  tentu saja mengancam keselamatan nelayan yang hanya menggunakan perahu sampan. Karenanya, lebih baik nelayan tak melaut saja. Dari pada nanti, pulang tinggal nama.

Sebenarnya ada kegembiraan bagi nelayan dengan kondisi seperti ini. Sebab, bisa berkumpul bersama keluarga. Namun, masalah lain akan timbul ketika dapur terancam tidak ngebul. Bahkan, anak-anak juga tak bisa sekolah. Karena, tak ada bekal untuk mereka.

Sadi'is menyebutkan, sebagai nelayan kecil dirinya biasa pergi melaut setiap hari. Tangkapannya rajungan. Dalam sekali melaut, dia mampu menjaring rajungan antara tiga sampai empat kilogram. Rajungan itu kemudian dijual ke tengkulak. Hasilnya, antara Rp 50-70 ribu.

Meskipun hasilnya kecil, tapi masih mencukupi untuk kebutuhan keluarganya. Tapi dengan cuaca buruk ini, uang sebesar Rp 70 ribu tak bisa digenggamnya. Sadi'is mengaku kebingungan untuk menutupi kebutuhan keluarganya.

Sadi'is berharap pemerintah segera memberi bantuan bagi nelayan dengan penghasilan kecil ini. "Jika tidak, kami akan terjerat hutang pada lintah darat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Rukun Nelayan Pasir Putih, Sahari (49 tahun) membenarkan kondisi tersebut. Jumlah nelayan di wilayahnya mencapai 1.000 orang. Adapun nelayan kategori kecil jumlahnya sebanyak 300 orang. Semua nelayan sedang kebingungan dengan kondisi cuaca buruk ini. "Aktivitas mereka terancam berhenti total," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement