REPUBLIKA.CO.ID, BAKAUHENI -- Akibat cuaca buruk di Perairan Selat Sunda, ribuan truk yang akan menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten, terjebak macet sepanjang empat kilometer lebih di jalan lintas Sumatera menjelang pintu masuk Pelabuhan Bakauheni, Lampung,
Berdasarkan pantauan di Pelabuhan Bakauheni, Kamis (10/1) sore, kemacetan terjadi dari pintu masuk pelabuhan mengular hingga empat kilometer lebih karena kendaraan truk yang akan menyeberang sudah penuh menumpuk di areal parkir dalam pelabuhan itu sejak pagi hingga sore hari.
Arus kendaraan yang datang dari sejumlah kota di Sumatera menuju Pulau Jawa sangat tinggi tidak sebanding dengan layanan penyeberangan di pelabuhan itu hingga kendaraan truk yang ada di dalam pelabuhan itu sudah penuh terutama truk pengangkut berbagai jenis barang.
Lalu kapal feri atau roll on roll off (Ro-ro) yang sandar dan tolak di pelabuhan itu juga sangat jarang karena kondisi permukaan Perairan Selat Sunda hujan deras dan hembusan angin sangat kencang, meskipun ada perjalanan kapal sangat lambat dengan posisi miring karena melawan terpaan angin.
Sementara, untuk kendaraan penumpang seperti bus, kendaraan pribadi dan truk yang mengangkut sembako serta hasil bumi tetap diprioritaskan untuk lebih dulu menyeberang.
Kendaraan truk yang menumpuk di dalam pelabuhan berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mencapai 1.800 unit yang antre di dermaga 1, 2 dan 3 sejak kemarin malam.
Manager Operasional PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni, Heru Purwanto, mengatakan "kita tidak bisa melawan alam, dan faktor keselamatan pelayaran yang tetap diutamakan. Karena itu, jumlah kapal yang berlayar dikurangi".
Heru Purwanto menyebutkan jumlah kapal yang dioperasikan sekarang hanya 17, sedangkan pada Rabu mencapai 24 kapal.
Menurut dia, penumpukan truk hingga Kamis pagi hanya terjadi di areal Pelabuhan Bakauheni, belum sampai mengular ke Jalan Lintas Sumatera.
Kapal-kapal feri juga hanya dilayani di dermaga 1, 2 dan 3 Pelabuhan Bakauheni, sedang dermaga 4 dan 5 tidak dioperasikan karena terkendala cuaca, seperti angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.
"Kapal sulit merapat di dermaga 4 dan 5 di masing-masing Pelabuhan Bakauheni dan Merak, karena terhambat angin kencang dan ombak besar," katanya.