REPUBLIKA.CO.ID,QUETTA--Sedikitnya 114 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam empat ledakan bom di beberapa lokasi di Pakistan, Kamis (10/1).
Ledakan pertama terjadi di dekat kendaraan milik Kekuatan Korps Perbatasan (FC) paramiliter daerah di Quetta. Dua perwira ikut menjadi korban tewas.
"Bom itu disembunyikan dalam tas dan diletakkan di dekat sebuah kendaraan yang membawa tentara,’’ kata sekretaris dalam negeri provinsi Balochistan Akbar Hussain Durrani.
Tas itu ditemukan oleh seorang warga setempat, namun sebelum tentara bertindak, bom itu diledakkan dengan remote control. Pemberontak Baluch mengaku bertanggung jawab atas serangan atas kejadian tersebut.
Tidak hanya bom di dekat kendaraan tersebut, dalam waktu bersamaan di dekat lokasi tersebut yaitu di sebuah kolam renang juga terjadi lokasi ledakan. Pengebom bunuh diri memasuki kolam renang dan meledakkan dirinya.
Lokasi kolam renang seketika berwarna merah darah, kaca jendela pecah dan potongan logam hangus berserakan di jalan setelah ledakan itu. ’’Sebelas orang tewas dan 30 terluka dalam ledakan itu," kata kepala polisi Quetta Zubair Mehmood.
Mehmood menjelaskan, ketika dia melihat kejadian tersebut, mayat tergeletak di mana-mana. Ledakan lainnya juga terjadi di ruang biliar yang ramai di daerah Syiah di Kota barat daya Quetta. Ledakan itu menewaskan 81 orang tewas.
"Selain 81 orang tewas, lebih dari 120 orang terluka dalam pengeboman ganda. Korban tewas termasuk petugas polisi, wartawan dan pekerja penyelamat yang menanggapi ledakan awal,’’ ujar Mehmood seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat, (11/1).
Rumah sakit dan kamar mayat wilayah setempat kewalahan menerima korban tewas dan terluka sepanjang malam. Di dalam kamar mayat, karena tak muat mayat diletakkan di lantai. Kerabat korban menangis berkumpul di luar ruang gawat darurat di Rumah Sakit Sipil Quetta.
Ghulam Abbas, seorang warga yang tinggal sekira 150 meter dari ruang biliar mengatakan, ia berada di rumah bersama keluarganya ketika ledakan pertama terjadi. Dia mencoba untuk memutuskan apakah akan menuju ke tempat kejadian ketika bom kedua meledak.
Abbas menyaksikan, ledakan kedua sangat memekakkan telinga hingga dirinya jatuh. "Saya mendengar teriakan dan beberapa menit kemudian, ambulans mengantar korban terluka ke rumah sakit,’’ ujarnya.
Lashkar-e-Jhangvi, sebuah kelompok Sunni radikal yang memiliki ikatan kuat dengan Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Untuk pengeboman kali ini minoritas Islam Syiah di Pakistan ditargetkan oleh kaum Sunni radikal yang menganggap mereka sesat. Apalagi Quetta menjadi tempat kediaman terbesar Syiah.
Di tempat lain di Pakistan, sebuah bom juga meledak di sebuah masjid Sunni di Kota barat laut Mingora. Sebanyak 22 orang yang tewas dan lebih dari 70 orang terluka.
Perwira senior polisi Akhtar Hayyat mengatakan, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman ini. Namun ia curiga pelakunya Taliban Pakistan. Sebelumnya mereka melancarkan pemberontakan berdarah melawan pemerintah di Lembah Swat, Mingora.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengutuk keras serangan dan kekerasan di Pakistan.
"Tindakan keji tidak dapat dibenarkan oleh sebab apapun. Pelaku harus dibawa ke pengadilan,’’ kata juru bicara PBB Martin Nesirky.