REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang anggota parlemen Iran, Jumat (11/1), mengatakan komentar Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengenai usul perdamaian baru-baru dari Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mengakhiri konflik menambah rumit krisis di negara Arab itu, kata Press TV.
Komentar Ban akan mengakibatkan ketegangan lebih lanjut pada krisis Suriah, kata anggota parlemen Iran Hossein Sobhaninia. Ditambahkannya, komentar tersebut akan memberi gerilyawan dan pendukung mereka lampu hijau untuk terus menjadi penghasut perang di Suriah.
Pada Ahad (6/1), Bashar menawarkan rencana perdamaian baru guna mengakhiri krisis di Suriah. Ia menyarankan konferensi perujukan nasional, pemilihan umum dan undang-undang dasar baru, tapi ia juga menuntut negara lain harus lebih dulu berhenti membantu gerilyawan.
Menurut laporan media, pemimpin PBB tersebut, Senin (7/1), menyuarakan "kekecewaan" dengan penolakan Bashar terhadap pembicaraan perdamaian dengan semua musuhnya.
Ban "kecewa bahwa pidato Bashar pada 6 Januari tak memberi sumbangan bagi penyelesaian yang dapat mengakhiri penderitaan mengerikan rakyat Suriah", kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky sebagaimana dikutip Xinhua.