REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak Prancis untuk segera menjelaskan soal pembunuhan tiga orang suku Kurdi yang ditembak di Paris.
Erdogan juga meminta Presiden Prancis Francois Hollande menjelaskan kenapa dia bertemu dengan anggota Kurdistan Worker Party (PKK), sebuah kelompok yang dicap teroris oleh Turki dan komunitas internasional.
"Prancis harus segera menjelaskan insiden tersebut. Kepala negara Prancis juga harus menjelaskan kepada masyarakat Turki dan juga dunia kenapa dia berhubungan dengan kelompok teroris itu (PKK)," kata Erdogan, Sabtu (12/1).
Sebelumnya, Hollande menyebut pembunuhan terhadap Sakine Cansiz, Fidan Dogan, dan Leyla Soylemez sebagai tindakan "mengerikan". Hollande juga menyatakan bahwa dia mengenal salah satu dari tiga korban perempuan tersebut.
Tiga perempuan korban penembakan itu ditemukan pada Kamis (10/1) lalu di Kurdistan Information Centre, yang berlokasi di distrik 10 Paris. Mereka terakhir kali terlihat di tempat kejadian perkara pada Rabu (9//1) siang.
Salah satu dari korban, Cansiz, adalah pendiri dari PKK. Kelompok itu mulai mengangkat senjata pada 1984 untuk memperjuangkan kemerdekaan suku Kurdi di bagian tenggara Turki.
Mengenai penembakan itu, kelompok separatis PKK mengingatkan Prancis harus bertanggung jawab jika pembunuh tidak segera ditemukan. Ankara sendiri menduga bahwa pelaku adalah kalangan internal PKK karena para korban terlihat memberikan akses terhadap pembunuh untuk memasuki Kurdistan Information Centre.